Pasti tidak asing dengan istilah gendang telinga robek. Gendang telinga adalah membran tipis, semi transparan, yang berfungsi meneruskan getaran suara ke telinga bagian dalam. Nah gendang telinga bisa robek atau berlubang (perforasi). Penyebabnya bisa macama-macam. Antara lain infeksi kronis, trauma, dan barotrauma (cedera akibat tekanan udara/air).
Apa tanda bahwa gendang telinga robek atau berlubang? “Ciri khasnya yaitu keluar cairan dari telinga, atau biasa kita sebut congek,” ujar dr. Ashadi Budi, Sp.THT, BKL dari RS Pondok Indah –Bintaro Jaya. Gejala lain misalnya penurunan pendengaran, dan telinga berdenging.
Orang dengan gendang telinga berlubang, masih bisa mendengar. Namun bukan berarti kondisi ini bisa diabaikan begitu saja. “Kalau ada lubang di gendang telinga, benteng pertahanan yang menjadi batas antara telinga tengah dengan telinga bagian luar, hilang. Kalau berenang, air bisa masuk sehingga telinga dalam yang harusnya steril, jadi terinfeksi. Keluarlah cairan yang kita sebut congek,” papar dr. Ashadi, dalam diskusi media di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Congek bisa Berbahaya
Congek adalah penyakit, yang secara medis disebut otitis media supuratif kronik (OMSK). Ini adalah infeksi telinga tengah yang ditandai dengan robeknya gendang telinga, dengan atau tanpa cairan yang keluar dari telinga dan berlangsung lama/berulang, selama minimal 2 – 6 minggu. Cairan yang keluar ini adalah nanah, yang disebut otorea.
Congek memang mengganggu dan bisa bikin malu, tapi tak selalu berbahaya. Dijelaskan oleh dr. Ashadi, ada dua tipe congek: tipe aman dan tipe berbahaya.
Tipe aman
Congek tipe aman (OMSK tipe tubotimpani) tidak merusak, dan tidak ada kolesteatoma. Pada congek tipe ini, robekan terjadi di bagian tengah gendang telinga. Disebut aman karena tidak berisiko mengalami komplikasi yang lebih serius. “Selama ring atau tepian gendang telinga masih ada, penyakit tidak akan berkembang menjadi tipe berbahaya,” terang dr. Ashadi.
Congek tipe aman dibagi lagi menjadi tipe aman tenang (gendang telinga bolong tapi tidak keluar cairan), dan tipe aman aktif yaitu sering keluar cairan. Jadi, tipe ini tidak selalu disertai dengan otorea.
Tipe berbahaya
Pada congek tipe berbahaya atau OMSK tipe atikoantral, terdapat kolesteatoma. Inilah yang ditakutkan. “Kolesteatoma itu sangat merusak. Kulit membentuk kista, dan bisa merusak semua: jaringan di sekitarnya, rumah siput, sampai tulang-tulang di telinga. Bisa menyebabkan ketulian permanen,” papar dr. Ashadi.
Gendang Telinga Robek Harus Dioperasi?
Banyak yang bertanya, apakah gendang telinga robek bisa sembuh tanpa operasi? “Ya. Pada sebagian kasus, gendang telinga yang robek bisa menutup sendiri,” ujar dr. Ashadi. Bila gendang telinga robek akibat infeksi, keluarlah cairan nanah. Setelah beberapa hari, gendang telinga biasanya akan menutup sendiri.
Ada kalanya infeksi berlangsung lebih lama sehingga diperlukan perawatan tambahan dengan obat maupun obat tetes telinga. Pada kondisi seperti ini, gendang telinga yang robek masih bisa menutup sendiri setlah infeksi selesai.
Bagaimana bila gendang telinga yang robek tidak bisa menutup kembali? Maka dokter akan menyarankan operasi perbaikan gendang telinga, yang disebut timpanoplasti. Tujuannya untuk memperbaiki pendengaran dan mencegah infeksi.
Operasi dilakukan dengan bius total. “Dokter akan mengambil jaringan cangkok untuk menambal gendang telinga dari sekitar telinga, lalu menambal lubang melalui liang telinga atau sayatan kecil di belakang telinga,” tutur dr. Ashadi. Angka keberhasilan timpanoplasti 85-90%.
Umumnya, timpanoplasti bersifat elektif atau dijadwalkan kapanpun pasien siap. Bila gendang telinga robek tidak bisa menutup, tapi pasien tidak ingin dioperasi, biasanya dokter akan menyarankan pemakaian penyumbat telinga untuk melindungi telinga tengah dari infeksi. Pada kasus congek tipe bahaya, tentu saja operasi sangat disarankan, dan sebaiknya segera dilakukan untuk mencgah kerusakan organ-organ pendengaran. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Image by kroshka__nastya on Freepik