Kesepian telah dinyatakan sebagai ancaman kesehatan serius yang terjadi secara global, dengan dampak kematian setara dengan merokok 15 batang sehari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Seserius itu ancaman kesehatan akibat kesepian, membuat WHO tersebut kini menginisiasi sebuah Komisi Hubungan Sosial internasional untuk mengatasi masalah ini. Komisi baru ini bertujuan untuk mengatasi kesepian sebagai ancaman kesehatan yang mendesak, mempromosikan pentingnya hubungan sosial sebagai prioritas.
“Beraktivitas selama tiga tahun, komisi ini akan menganalisis peran sentral hubungan sosial dalam meningkatkan kesehatan bagi orang-orang dari segala usia dan menguraikan solusi untuk membangun hubungan sosial dalam skala besar,” demikian rilis yang dikeluarkan oleh WHO.
Komisi Hubungan Sosial WHO akan terdiri dari para ahli dari berbagai bidang, termasuk kesehatan, psikologi, dan sosial. Komisi ini akan melakukan penelitian dan konsultasi untuk mengembangkan rekomendasi yang akan membantu mengatasi kesepian.
Akibat yang serius
“Tingkat kesepian dan isolasi sosial yang tinggi di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Komisi WHO ini akan membantu membangun hubungan sosial sebagai prioritas kesehatan global dan memberikan intervensi yang paling menjanjikan.”
Dr. Vivek Murthy, ahli bedah dari AS dan pemimpin Komisi Hubungan Sosial yang baru dibentuk ini menambahkan, meskipun kesepian sering dianggap sebagai masalah di negara-negara maju, tetapi tingkat satu dari empat orang lanjut usia yang mengalami isolasi sosial adalah serupa di seluruh wilayah di dunia.
Risiko kesehatannya sama buruknya dengan merokok hingga 15 batang sehari, dan bahkan lebih besar dibandingkan risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
“Kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai,” ujar Dr. Murthy. Menurut WHO, pada lansia (> 60 tahun), kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%.
Baca: Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Serangan Jantung dan Stroke
Selain itu, menurut temuan penelitian, antara 5% dan 15% remaja mengalami kesepian. Namun, angka-angka ini kemungkinan besar masih di bawah perkiraan, kata WHO.
“Kesepian melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan dan pembangunan,” kata Chido Mpemba, perwakilan pemuda Uni Afrika yang juga salah satu pemimpin Komisi Hubungan Sosial. “Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan.”
Ia menambahkan, generasi muda yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. Hal ini juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk; merasa terputus dan tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan kepuasan kerja dan kinerja yang lebih buruk.
WHO mendefinisikan kesepian sebagai perasaan kesepian yang dirasakan seseorang, terlepas dari jumlah hubungan sosial yang mereka miliki. Kesepian dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk isolasi sosial, kehilangan orang yang dicintai, dan perubahan kehidupan. (jie)