Indonesia darurat obesitas, semakin banyak kita menemui penderita obesitas di sekitar kita. Beberapa orang bahkan hingga tidak lagi mampu beraktivitas normal. Obesitas membutuhkan penanganan holistik, tidak hanya mengatur diet dan olahraga. Terapi akupuntur diketahui membantu menurunkan berat badan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa Indonesia meningkat, dari 19,1% (2007) menjadi 35,4% pada 2018. Obesitas juga bertanggung jawab atas 4,7 juta kematian dini setiap tahunnya.
Studi di jurnal Obesity Review mengungkapkan setiap kenaikan 5 unit indeks massa tubuh (IMT) di atas 25kg/m2 meningkatkan risiko kematian hingga 30%.
Akupuntur selama ini identik dengan pengobatan alternatif untuk mengatasi nyeri, terutama sakit kepala, nyeri leher, punggung, lutut, hingga nyeri osteoarthritis (radang sendi lutut). Dalam beberapa penelitian dibuktikan bila akupuntur bermanfaat dalam penanganan obesitas.
Riset di International Journal of Obesity menjelaskan, dibandingkan dengan pengaturan gaya hidup semata, penambahan terapi akupuntur signifikan menurunkan berat badan, dan berhubungan dengan perbaikan kondisi obesitas.
Studi lain di The Scientific World Journal melibatkan 196 penderita obesitas. Mereka mendapatkan terapi akupuntur atau sham (terapi akupuntur palsu) selama 6 minggu, dikombinasikan dengan diet rendah kalori. Selanjutnya, selama periode pemantauan – juga 6 minggu, partisipan hanya melakukan diet rendah kalori.
“Akupuntur yang dikombinasikan dengan pembatasan diet efektif dalam mempercepat penurunan berat badan dan memperbaiki dislipidemia,” peneliti menyimpulkan.
Apa kata dokter?
Dr. Srikandi Indira Putri, SpAk (Spesialis Akupunktur Medik) dari Klinik Bamed, Jakarta, menjelaskan, “Peran akupunktur dalam penanganan obesitas yaitu dapat meregulasi hormon metabolik sehingga memperbaiki metabolisme tubuh, dapat menurunkan nafsu makan dengan merangsang pusat kenyang di otak. Akupunktur juga dapat menurunkan stres serta memperbaiki pola dan kualitas tidur.”
Jenis akupunktur yang biasa digunakan untuk obesitas yaitu, Elektroakupunktur dan Thread Embedding Acupuncture (TEA) atau biasa dikenal dengan akupunktur tanam benang.
“Terapi serta modalitas akupunktur tersebut ditentukan oleh dokter spesialis akupunktur medik sesuai dengan kondisi klinis pasien masing-masing,” imbuh dr. Indira Putri, dalam seminar HUT ke-13 Klinik Bamed, Kamis (7/9/2023).
Titik akupuntur di telinga adalah yang biasanya disasar untuk membantu menurunkan berat badan. Praktisi akupuntur menganggap bila nafsu makan bisa dikontrol dengan memanipulasi titik tertentu di telinga. Ini mirip dengan yang digunakan untuk membantu perokok dan pengguna narkoba untuk mengatasi kecanduan mereka.
Dalam ilmu pengobatan tradisional Tiongkok, penggunaan akupuntur untuk obesitas / menurunkan berat badan dipercaya akan merangsang aliran energi tubuh (chi) hingga berdampak pada faktor-faktor yang dapat membalikkan obesitas, seperti: meningkatkan metabolisme, mengurangi stres dan mempengaruhi bagian otak yang memicu rasa lapar.
Terapi akupuntur juga menyasar organ lain berperan pada penambahan berat badan. Gangguan fungsi hati, ginjal, kelenjar tiroid, dan sistem hormonal ikut mempengaruhi penambahan berat badan, atau kenapa seseorang sulit menurunkan berat badan. (jie)