Sejak teridentifikasi pada Januari, hingga saat ini kasus gagal ginjal misterius pada anak-anak sudah menyebar hingga ke 16 provinsi, dengan total kasus gagal ginjal akut mencapai 152 kasus.
Dinas Kesehatan DKI mencatat sebanyak 25 anak dan balita meninggal akibat kasus ini di Jakarta. Sementara itu tercatat 11 kasus meninggal terjadi di Bali.
Melansir akun Instagram resmi @dinkesdki, “Penyebab gangguan ginjal akut misterius ini beberapa yang sudah teridentifikasi adalah infeksi: leptospirosis, influenza, parainfluenza, long Covid-19, virus CMV, bocavirus, legionella, shigella, E.coli dan sebagainya.”
Sebagai tindakan antisipasi, BPOM sudah melarang penggunaan 2 zat berbahaya - dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) - yang biasa ada di obat sirup yang dicurigai menyebabkan kematian 70 anak di Afrika.
Tetapi apa penyebab sebenarnya gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) ini? Dalam laman Boston Children’s Hospital dijelaskan AKI kerap kali disebabkan oleh penurunan aliran darah/oksigen mendadak di ginjal. Gejala akan muncul dalam beberapa jam atau hari.
Sebab dan gejalanya
Gejala gagal ginjal akut pada anak sangat tergantung dari penyebabnya, tetapi tanda-tanda paling umum meliputi:
- Perdarahan
- Demam
- Diare disertai darah
- Muntah berat
- Nyeri perut
- Tidak buang air kecil atau (sebaliknya) kerap BAK
- Kulit pucat
- Edema (pembengkaan)
- Bengkak di sekitar mata
Jika Anak Anda memiliki gejala-gejala tersebut, mereka mungkin sangat berisiko mengalami gagal ginjal akut, terutama jika pernah mengalami salah satu dari hal berikut:
- Infeksi baru-baru ini
- Dehidrasi
- Operasi baru-baru ini
- Trauma
- Paparan logam berat atau zat pelarut beracun
Penyebab gagal ginjal akut pada anak tersering adalah berkurangnya aliran darah/oksigen ke ginjal, yang mungkin disebabkan oleh:
- Kecelakaan
- Operasi
- Kondisi medis yang menghambat aliran darah, seperti serangan jantung
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang meracuni ginjal
- Mengalami penyumbatan mendadak di saluran kemih, seperti akibat batu ginjal, yang mencegah urin keluar dari tubuh
- Infeksi bakteri E.coli yang menyebabkan sumbatan struktur dan pembuluh darah di ginjal; disebut hemolytic uremic syndrome (HUS)
Diagnosa dan penanganannya
Penting untuk diagnosa sedini mungkin untuk menghindari gagal ginjal akut pada anak berkembang lebih berat. Untuk itu dokter biasanya meminta dilakukan tes darah, urin dan beberapa tes lain untuk melihat fungsi ginjal.
Ada dua tes utama untuk mengukur fungsi ginjal, meliputi kadar kreatinin dan laju filtrasi glumerolus (GFR).
Kreatinin adalah produk limbah yang dihasilkan tubuh setiap hari sebanding dengan massa otot seseorang. Jika seorang anak menderita gagal ginjal akut maka kadar kreatininnya meningkat dengan cepat. Sementara GFR adalah ukuran seberapa efisien ginjal dapat menyaring darah.
Setelah pemeriksaan tersebut, dokter mungkin membutuhkan biopsi atau mengambil sampel organ untuk analisa lebih lanjut.
Untuk menstabilkan kondisi ginjal, dokter mungkin melakukan terapi diuretik dan/atau pemberian cairan intravena (infus) untuk menyeimbangkan cairan dan mineral dalam darah. Jika terjadi infeksi akan diberikan antibiotik.
Pengangkatan jaringan yang menyumbat, menghentikan obat-obatan yang menyebabkan AKI, juga bisa dilakukan.
Bila dokter menyatakan anak mengalami gagal ginjal akut berat, sangat mungkin direkomendasikan untuk dialisis (cuci darah).
Membaik atau transplantasi ginjal
Sebagian besar anak dengan gagal ginjal akut akan membaik. Setelah episode pengobatan, mereka perlu melakukan perawatan ginjal, seperti melakukan pemeriksaan tekanan darah, serta tes urin untuk memastikan fungsi ginjalnya tetap baik setiap tahun.
Dalam beberapa kasus gagal ginjal akut yang berat, terutama bila anak memiliki penyakit lain, ginjal mungkin tidak bisa berfungsi normal. Mereka mungkin menjadi kandidat untuk dialisis jangka panjang atau transplantasi ginjal. (jie)