Es krim Haagen-Dazs rasa vanila ditarik dari peredaran oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rabu 20 Juli 2022. Sebelumnya, sejumlah negara termasuk Prancis - negara asal es krim ini diproduksi - juga telah menarik produk yang sama. Penarikan izin edar sementara dilakukan karena diketahui es krim Haagen-Dazs mengandung bahan kimia etilen oksida (EtO).
Penemuan residu etilen oksida pada makanan telah mendapat notifikasi EURASFF (European Rapid Alert System for Food and Feed) pada 2020. Penambahan etilen oksida pada makanan dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminasi mikrobiologi dengan Salmonella. Masalahnya penggunaan etilen oksida tidak lagi diizinkan karena dapat membahayakan kesehatan.
Bahaya jangka pendek terpapar etilen oksida konsentrasi tinggi, seperti disebutkan di laman United States Enviromental Protection Agency 21 Juli 2022, dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual muntah, rasa lelah, gangguan pernapasan dan pencernaan. Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenkes menyatakan, etilen dioksida dapat menyebabkan diare, mengantuk, kulit terbakar, gangguan pernapasan, radang dan gangguan alat reproduksi.
Belum diketahui, apa alasan produsen es krim ternama Haagen-Dazs masih menggunakan gas etilen okside yang sudah dinyatakan dilarang pada produk makanan. Bisa jadi, gas etilen oksida dosis rendah ditambahkan untuk menghilangkan kontaminasi mikrobiologi. Codex Allimentarius Commission (CAC), organisasi internasional di bawah WHO/FAO, belum mengatur penggunaan bahan kimia ini pada batas mana yang dianggap masih aman untuk kesehatan.
Pada tahun 2016, ada studi mengenai etilen oksida terhadap para pekerja. Hasil studi menunjukkan, ada peningkatan risiko kanker payudara karena terpapar gas ini pada pekerja wanita. Menurut National Cancer Institute, paparan etilen oksida jangka panjang memang dapat menyebabkan kanker limfoma dan leukimia.
Otoritas kesehatan Perancis telah menerbitkan informasi publik, mengenai penarikan secara sukarela es krim Haagen-Dazs rasa vanila oleh produsennya, karena mengandung EtO. Hal yang sama dilakukan Food Standards Australia New Zealand (FSANZ), disusul Singapore Food Agency (SFA) yang memerintahkan untuk melakukan penarikan produk serupa.
Menurut South China Morning Post 21 Juni 2022, otoritas kesehatan Taiwan juga memutuskan menarik produk es krim vanila Haagen-Dazs, dengan ditemukannya etilen oksida di dalamnya; jumlahnya ada 17 macam. Menurut laman foodstandards, etilen oksida merupakan bahan berupa gas. Sampai tahun 2003, bahan kimia ini termasuk pestisida yang tidak lagi diizinkan penggunaannya di seluruh dunia, mengingat masalah kesehatan yang dapat ditimbulkannya.
Etilen Oksida tidak berwarna, mudah terbakar
OSHA atau Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Amerika Serikat menyatakan, etilen oksida tak lain adalah gas buatan. Gas ini beracun, tidak berwarna, mudah terbakar, dan pada suhu kamar dapat menghasilkan bau yang manis. Etilen oksida biasa digunakan dalam produk obat-obatan, busa poliuretan, perekat, deterjen, tekstil, anti beku dan pelarut.
Di industri medis etilena glikol (turunan etilen oksida) digunakan untuk mensterilkan peralatan medis, peralatan bedah dan produk medis lain. Saat digunakan, dalam proses penyimpanan, pemindahan serta penanganannya, etilen oksida dapat menyebabkan tempat kerja terpapar racun.
Badan internasional Penelitian Kanker (IARC) menggolongkan etilen oksida sebagai karsinogenik. Menurut Environmental Protection Agency (EPA), paparan etilen oksida melalui inhalasi dapat meningkatkan risiko kanker limfohematopoietik.
Segera periksa bila ada gejala
Bahan kimia seperti etilen oksida dapat meninggalkan tubuh dengan relatif cepat. Bagaimana pun, bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan cedera. Perlu hati-hati mengonsumsi makanan minuman yang mengandung etilen oksida.
Itulah, mengapa pelanggan yang sudah terlanjur mengonsumsi es krim yang mengandung bahan kimia dimaksud, disarankan cek kesehatan. Apalagi bila muncul gejala-gejala seperti dipaparkan di atas. (sur)