Kejadian gagal jantung di Indonesia cukup tinggi, sekitar 13 juta orang Indonesia (5% dari total populasi) mengalami gagal jantung. Bila Anda adalah salah satunya bukan berarti ini adalah ‘akhir cerita’, masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk merawat gagal jantung agar Anda bisa tetap hidup normal.
Jantung terdiri dari dua pompa – kiri dan kanan – yang berkerja secara bersamaan. Darah yang berasal dari seluruh organ tubuh akan masuk ke jantung bagian kanan dan dipompakan ke paru-paru.
Kemudian, paru-paru akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dari darah, dan diisi kembali dengan oksigen. Darah yang kaya oksigen ini akan kembali memasuki jantung bagian kiri, yang nantinya akan dipompakan ke seluruh tubuh dan ke otot jantung sendiri.
Dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), menerangkan, gagal jantung disebabkan oleh otot jantung yang menjadi terlalu lemah. Ini menurunkan kekuatan otot memompa darah (disebut gagal jantung sistolik).
Atau disebabkan oleh otot jantung menebal dan kaku, memicu berkurangnya kapasitas jantung menerima darah; disebut gagal jantung diastolik.
Penyebab gagal jantung
“Penyebab gagal jantung ada banyak. Tiga penyakit tertinggi yang memicu komplikasi gagal jantung adalah hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes,” terang dr. Nauli, dalam seminar Berdamai dengan Gagal Jantung, Selasa (31/5/2022).
Secara umum ada empat penyebab gagal jantung yang sudah terdeteksi:
1. Penyakit jantung koroner
Terjadi penyempitan atau sumbatan di pembuluh darah koroner - yang memberi suplai darah dan oksigen ke jantung – sehingga aliran darah ke otot jantung berkurang.
Akibatnya otot jantung rusak dan terjadi gangguan metabolisme yang mengakibatkan penurunan fungsi otot jantung.
2. Serangan jantung
Merupakan kondisi saat arteri koroner tersumbat mendadak, sehingga aliran darah ke otot-otot jantung terhenti.
Serangan jantung dapat merusak otot-otot jantung, mengakibatkan jaringan parut (scar) di area tertentu sehingga area tersebut mati, rusak dan tidak berfungsi memompa dengan baik.
3. Kardiomiopati
Ini adalah kelemahan otot jantung yang bukan disebabkan oleh gangguan pembuluh darah atau aliran darah, namun karena infeksi, inflamasi akibat konsumsi alkohol berlebihan, obat-obatan tertentu, atau perubahan hormonal.
4. Kerja jantung berlebihan
Hal ini antara lain disebabkan oleh hipertensi, penyakit katup jantung, penyakit tiroid, penyakit ginjal, anemia atau cacat jantung bawaan.
Gaya hidup merawat gagal jantung
Walau Anda dinyatakan mengalami gagal jantung, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar kondisi jantung tidak bertambah parah.
1. Olahraga teratur
Penderita gagal jantung tetap disarankan aktif bergerak, meski dengan keterbatasan.
Dr. Nauli menjelaskan, hal ini berguna untuk meningkatkan toleransi tubuh terhadap aktivitas karena secara simultan dapat meningkatkan fungsi jantung paru.
Salah satunya dengan jalan kaki 5 menit setiap hari, dan secara bertahap ditingkatkan hingga jalan cepat 30 menit, minimal 5 kali seminggu.
“Walaupun mengalami gagal jantung, tetaplah aktif,” tegas dr. Nauli.
2. Berhenti merokok
Kebiasaan merokok akan memperburuk kondisi gagal jantung. Jadi, berhenti merokok tidak bisa ditawar lagi.
3. Membuat catatan harian
Timbang badan setiap hari, bila terjadi penambahan berat badan sekitar 2 kg dalam seminggu, informasikan ke dokter. Catat selalu berat badan Anda dan konsultasikan hasil pemantauan dengan dokter.
Catat makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Banyaknya makanan dan minuman (dalam gram atau milimeter) harus dicatat untuk mengetahui jumlah yang tepat berapa besar jumlah yang ditanggung jantung tiap hari.
Perubahan pola makan
Pola makan mutlak perlu diatur untuk merawat gagal jantung. Terapi diet ini meliputi beberapa hal:
1. Hindari konsumsi cairan berlebih
Anda perlu membatasi konsumsi cairan harian sesuai anjuran dokter. Ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko penumpukan cairan.
2. Diet rendah garam
Bertujuan untuk membantu memberi makanan secukupnya tanpa menambah beban jantung. Juga untuk mencegah atau mengurangi timbunan garam atau air dalam jaringan.
3. Makan sehat
Konsumsi makanan sehat dan hindari makanan tinggi kolesterol dan karbohidrat.
4. Konsumsi obat dengan taat
Sangat penting untuk tetap mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Biasanya berupa obat deuretik (untuk mengurangi penumpukan cairan), obat untuk penyakit penyerta, obat penghambat beta (beta blocker), penghambat enzim pengubah Angiotensin (ACE Inhibitor), dll.
“Tangani penyakit kardiovaskular Anda dengan baik, sehingga meminimalkan risiko gagal jantung. Bagi pasien gagal jantung, kondisi ini bukanlah akhir dari harapan hidup seseorang. Penataan gagal jantung yang baik dan benar dapat membuat pasien hidup normal dan berkualitas,” tutup dr. Nauli. (jie)
Baca: Wanita Lebih Rentan Alami Gagal Jantung Berat, Ini Alasannya