Pemerintah telah menetapkan pembukaan sekolah tatap muka mulai tahun ajaran baru 2021/2022, Juli mendatang. Namun meningkatnya kasus harian COVID-19 diikuti muncul beberapa klaster sekolah. Perlu ekstra kehati-hatian saat melakukan sekolah tatap muka.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pembukaan sekolah tatap muka dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.
“Bapak Presiden mengarahkan bahwa pendidikan tatap muka yang nanti dimulai, harus dijalankan dengan ekstra hati-hati,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan bila kegiatan sekolah tatap muka dilakukan secara bertahap, juga bersifat sukarela. Artinya, orangtua bisa menentukan anaknya boleh hadir atau tidak ke sekolah.
Selain itu ada pembatasan sekolah tatap muka, “Hanya boleh maksimal 25% dari murid yang hadir,” Menkes menegaskan seraya menambahkan bila jadwal masuk sekolah tatap muka maksimal dua hari (maksimal dua jam) dalam seminggu.
Tak ketinggalan, guru dan tenaga sekolah wajib sudah divaksin sebelum memulai pembelajaran tatap muka.
Klaster sekolah muncul di berbagai tempat
Tetapi menjelang pembukaan sekolah tatap muka, di beberapa daerah muncul klaster-klaster sekolah. Beberapa di antaranya :
Klaster SMAN 1 Lasem
Tercatat muncul klaster baru di SMAN 1 Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Sebanyak delapan guru terkonfirmasi positif COVID-19 usai menjalani tes swab.
Humas gugus tugas COVID-19 Kabupaten Rembang, Arif Dwi Sulistya menjelaskan kalster SMA 1 Lasem berawal adanya salah satu tenaga pendidik yang positif corona.
"Mulanya itu ada satu anggota keluarga guru yang positif, kemudian di-tracking dia juga positif. Karena sebelumnya ada pertemuan dengan teman-temannya di sekolah lalu dilakukan tracking. 54 orang dilakukan tracking, 8 positif," ucap Arief, Jumat (4/6/2021).
Namun kedelapan tenaga pengajar tersebut semuanya sehat, menjalani isolasi mandiri di rumah.
Klaster SD dan SMP di Cimahi
Kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka gelombang 2 di Kota Cimahi dihentikan setelah ada 21 siswa (17 siswa SD, 4 siswa SMP) dan 6 guru (1 guru TK, 4 guru SD, 1 guru SMP) positif COVID-19.
"Kami bersama Pak Plt. Wali Kota sepakat menghentikan dulu simulasi PTM. Termasuk sekolah yang belum melakukan simulasi, SMP ada 5 sekolah, SD 5 sekolah, tidak akan digelar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono, Jumat (11/6/2021).
Klaster SMAN 1 Padang Panjang
Sebanyak 27 orang pelajar di SMAN 1 Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, dinyatakan positif COVID-19. Dinas pendidikan setempat pun menutup sekolah sementara.
"(Sebanyak) 27 orang di SMAN 1 Padang Panjang positif dan itu semuanya siswa atau pelajar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang Ali Tabrani, Selasa (7/6/2021).
Banyaknya siswa yang terkonfirmasi positif corona diketahui dari hasil tes rapid antigen yang dilaksanakan pihak sekolah. Rapid antigen ini diikuti 251 siswa sebagai syarat bisa mengikuti proses belajar di sekolah secara tatap muka.
Klaster anak di Bekasi
Pemerintah Kota Bekasi mencatat ada kenaikan kasus COVID-19 pascalibur Lebaran 2021. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bekasi per 21 Mei 2021, terdapat 263 kasus terkonfirmasi positif, dimana 19,97 % diantaranya merupakan usia anak (6-19 tahun).
Mayoritas anak-anak terpapar corona dari klaster keluarga, dalam hal ini orangtua maupun kerabat dekat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menyarankan untuk tidak menambah jumlah sekolah yang akan menggelar tatap muka pada juli 2021 mendatang.
"Kami menyarankan pembelajaran tatap muka di Kota Bekasi itu tidak usah dulu ditambah sekolahnya. Yang sudah ada yang ditetapkan sebagai sekolah tatap muka, jalani aja dulu yang itu," katanya.
Dezy menambahkan, sekolah yang menggelar tatap muka juga harus diawasi secara ketat perkembangannya. Jika dalam pelaksanaannya ditemukan kasus baru COVID-19, maka sekolah yang bersangkutan harus menghentikan tatap muka. (jie)
Baca juga: Belajar Dari Klaster SMAN 4 Pekalongan, Ini Rekomendasi IDAI Pembukaan Sekolah Tatap Muka