Istilah ‘cuci hidung’ atau nasal irrigation tidaklah sefamilier cuci tangan sebelum dan setelah makan. Tetapi ternyata cuci hidung merupakan teknik pengobatan tradisional di banyak budaya - di Indonesia mirip dengan metode gurah - yang kembali tenar.

Lantas kenapa kita perlu cuci hidung ? Hidung adalah organ penyaring udara. Setiap harinya hidung kita dilewati 10.000 – 15.000 liter udara, yang di setiap liternya mengandung berjuta-juta partikel seperti debu, asap knalpot, polusi pabrik, zat kimia, bakteri, virus, dll.

Polusi udara yang terus terhirup akan membuat system mukosilier yang berfungsi melembapkan dan menyapu kotoran di saluran napas bekerja keras. Hidung yang lembap akan menjadi kering, penyaringan udara pun terganggu, sehingga kotoran, debu dan polutan akan menumpuk di hidung.

Estri, S.Si, Apt, dari Menarini Indonesia menjelaskan polusi udara, baik di luar ruang atau di dalam ruangan, akan menyebabkan berbagai masalah pernapasan.

“Mulai dari bersin, gatal-gatal (hidung, mata, telinga dan langit-langit mulut), pilek, penciuman berkurang, sakit kepala atau telinga, sampai kelelahan dan mengantuk,” terang Estri, dalam webinar apoteker, Rabu (13/1/2021).

Di sinilah pentingnya cuci hidung. Cuci hidung yang dilakukan setiap hari tidak hanya membersihkan hidung dari kotoran, tetapi juga mencegah alergi. Beberapa penelitian membuktikan efektivitas cuci hidung untuk mencegah dan mengurangi gejala alergi serta sinusitis (akut maupun kronis).

Dalam satu penelitian di American Academy of Family Physicians, pasien dengan gejala sinus kronis yang menggunakan teknik cuci hidung sekali sehari mengalami 64% perbaikan gejala, dan peningkatan kualitas hidup yang signifikan setelah enam bulan.

Riset lain oleh Karen Head, dkk., pada penderita alergi (rinitis alergi) menemukan bahwa mereka yang melakukan cuci hidung mengalami perbaikan gejala alergi, dibandingkan pasien tanpa cuci hidung.

Bagaimana caranya?

Mencuci hidung dilakukan menggunakan larutan garam, bisa dibuat sendiri dengan mencampurkan air hangat dengan garam murni atau membeli cairan garam fisiologis (Nacl 0,9%) di apotek.

Cuci hidung sangat mudah dan aman dilakukan tanpa ada risiko penyakit atau komplikasi. Saat hendak mencuci hidung siapkan spuilt atau teko hidung. Tahan napas, lalu masukkan cairan kesalah satu hidung dengan posisi kepala miring, hingga cairan keluar melalui hidung di sebelahnya. Ulangi di hidung sebelahnya.

Kadang cairan tertelan atau masuk kesaluran napas, namun tidak perlu khawatir karena hal ini tidak membahayakan, karena cairan pencuci yang digunakan merupakan cairan fisiologis (komposisinya mirip dengan cairan tubuh).

Semprotan hidung

Saat mencuci hidung sebagian cairan mungkin keluar melalui mulut dan menyebabkan tersedak. Inilah yang membuat beberapa orang merasa kurang nyaman karena belum terbiasa melakukannya.

Untuk cara yang lebih praktis beberapa pabrik obat membuat kemasan cuci hidung atau produk semprot hidung (nasal spray) yang pemakaiannya lebih mudah. Salah satunya adalah Quixx™ Nasal Protection.

Semprotan hidung ini mengandung hypercellulose powder dan peppermint, formula yang teruji klinis dalam 36 jurnal medis internasional. Riset menyatakan kandungan aktif dalam semprotan hidung ini mampu mencegah infeksi kuman dan virus selama melakukan perjalanan.

Riset lain di International Archives of Allergy and Immunology 2014 membuktikan bila semprot hidung yang mengandung bubuk selulose (cellulose powder) efektif mengurangi gejala alergi sebanding dengan nasal spray dari bahan steroid atau obat anti-alergi (antihistamin).

“Bubuk Quixx (hypercellulose powder) akan menjadi gel yang membentuk lapisan pelindung di permukaan dalam hidung, untuk menangkap udara kotor, kuman dan bakteri yang masuk,” urai Estri.

Bisa digunakan 3-4 kali sehari, aman untuk anak di atas 2 tahun, termasuk ibu hamil dan menyusui. Efektif mengurangi gejala gangguan pernapasan seperti bersin, hidung berair atau tersumbat. (jie)

Ilustrasi: <a href='https://www.freepik.com/photos/woman'>Woman photo created by freepik - www.freepik.com</a>