Studi di Turki itu juga menyebutkan, angka disfungsi seksual pada pria yang disunat lebih rendah dibanding yang tidak disunat, terutama pada yang berusia >50 tahun. “Namun, perlu diingat sunat bukan terapi untuk disfungsi ereksi,” jelas dr. Muhammad Zaiem.

Penelitian lain di Provinsi Anhui, China, Desember 2009 - Maret 2014. Sebanyak 1198 pria,  dibagi 2 kelompok; kelompok disunat 575 orang dan kelompok tidak disunat 623 orang sebagi kontrol. Evaluasi dilakukan secara rinci, pada kedua kelompok. Folow up dilakukan pada 3, 6, 9 dan 12 bulan, terutama mengenai status Premature Ejaculation (PE), dan IIEF-5.

Penilaian IIEF-5 (International Index of Erectial Function), pria disunat memiliki skor IIEF-5 lebih baik dibanding kelompok kontrol. Tingkat kepuasan hubungan seksual dan skor Premature Ejaculation (PE), hasil lebih pada kelompok yang disunat dibanding kelompok kontrol. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait hal ini. 

Harus dilakukan tenaga profesional

Sunat orang dewasa bisa menjadi rumit. “Kesalahan saat menyunat dapat menimbulkan komplikasi perdarahan, infeksi, kosmetik yang kurang baik, hingga penis terasa nyeri bila ereksi karena kulit yang dibuang terlalu banyak,” jelas dr. Zaiem. Maka, sunat dewasa harus dikerjakan oleh yang benar-benar ahli. Di rumah sakit, pasien sunat dewasa akan dirujuk ke dokter spesialis bedah. Ada  rumah sakit yang mengharuskan  pasien dirawat inap, membuat sunat dewasa di rumah sakit menjadi mahal.

Pada systematic review yang diterbitkan BMC Urology, pria yang disunat di usia lebih tua, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi dibanding sunat pada bayi dan anak-anak; terutama bila sunat dilakukan dokter yang kurang berpengalaman atau pada kondisi tidak steril. 

Pendekatan emosional penting, agar pasien nyaman dan lebih terbuka kepada dokter. Yang mau disunat perlu diberi kesempatan konsultasi, mengenai prosedur yang akan dilakukan. Ruangan sunat yang terpisah antara dewasa dan anak, akan mengurangi rasa malu pria dewasa.

Perlu pemeriksaan awal, terutama bagi penderita diabetes atau gangguan pembekuan darah. “Penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi, membuat proses penyembuhan luka  terganggu,” paparnya. Pria dewasa memungkinkan disunat dengan cara klemp, tapi pengggunaan electric cauter (laser) lebih disarankan.

Waktu penyembuhan berkisar 5-7 hari. Mereka yang sudah memiliki pasangan, disarankan “puasa” hubungan intim pasca sunat selama 1 bulan,  untuk menghindari timbulnya luka atau lepasnya jahitan. Juga hindari hal-hal yang dapat memicu ereksi. “Supaya ereksi di pagi hari tidak terlalu lama dan tegang, disarankan buang air kecil pada jam 03.00 – 05.00, untuk mengurangi tekanan di kadung kemih dan penis,” katanya.

Usai sunat, “Selama 1-3 hari istirahat, selebihnya bisa bekerja atau beraktifitas kembali,” jelas dr. Zaiem. Disarankan untuk tidak mandi 5-7 hari, guna mempercepat proses penyembuhan luka. Bersihkan tubuh dengan cara diseka, dan minum obat, terutama obat penghilang nyeri, dan antibiotik.