Alergi susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa, meski keduanya bisa diare pada bayi. Alergi muncul karena anak hipersensitif terhadap protein susu sapi (kasein). Ini berbeda dengan intoleransi laktosa, di mana anak tidak bisa mencerna karbohidrat susu (laktosa) akibat kekurangan enzim laktase. Enzim ini befungsi menghidrolisis (mengubah) laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa yang mudah diserap oleh usus bayi.
Reaksi alergi susu sapi kadang tidak langsung terlihat. Anak bisa berkali-kali mengonsumsi susu sapi tanpa menunjukkan masalah. Namun suatu ketika, anak yang alergi susu sapi kemudian bisa mengalami diare. Ciri lainnya, muncul kemerahan atau rasa gatal setelah minum susu sapi. Sedangkan pada intoleransi laktosa, diare terjadi langsung setelah anak mengonsumsi susu.
Baca juga: Mengatasi alergi susu sapi
Beberapa penelitian melaporkan, sekitar 2%-3% anak usia di bawah 2 tahun mengalami alergi terhadap susu sapi. Protein dalam susu sapi terdiri dari kasein (80%) dan whey (20%). Anak dengan bakat alergi mudah mengalami alergi ketika minum susu formula yang berasal dari susu sapi.
Alergi susu sapi terjadi terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi, dan tampak lebih jelas saat bayi disapih. Gejala klinis yang muncul sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat, dan muncul setelah beberapa menit minum atau memakan bahan makanan yang mengandung susu sapi. Gejala klinis yang paling sering muncul adalah diare berkepanjangan, dapat disertai kram, kolik (sakit perut yang periodik) dan muntah.
Anak dengan alergi susu sapi bisa diberi susu hipoalergenik. Bila anak belum menunjukkan tanda-tanda alergi susu sapi tapi ada riwayat alergi dalam keluarga (ada anggota keluarga yang memiliki alergi), sebaiknya diberi susu yang terhidrolisis parsial atau partially hydrolyzed whey formula (pHWF). Ini berguna sebagai pencegahan, sebelum alergi muncul.
Baca juga: ASI Efektif Mencegah Alergi susu Sapi
Pada anak yang telah menunjukkan tanda alergi susu sapi, maka pilihannya adalah susu hidrolisat ekstensif. Dalam susu ini, protein whey dipecah menjadi partikel yang lebih kecil lagi.
Adapun anak dengan intoleransi laktosa, bisa diberi susu non laktosa. Yogurt juga bisa menjadi pilihan yang aman, bahkan membantu meringankan keluhan intoleransi laktosa. Orang dewasa dengan intoleransi laktosa bisa minum susu A2. (vit - nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com