Saat musim hujan datang salah satu penyakit yang rentan menyerang adalah flu. Saat flu menyerang biasanya ibu selalu menyiapkan semangkuk sup ayam hangat untuk disantap. Sup ayam dan istirahat yang cukup dipercaya mampu menyembuhkan gejala flu. Tetapi benarkah demikian? Hanya kepercayaan turun temurun atau terbukti oleh sains.
Sup ayam adalah satu dari banyak pengobatan rumahan (home remedy). Inti dari pengobatan rumahan adalah gagasan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Ketika virus atau patogen lain memasuki tubuh kita, sistem imun akan aktif melawannya. Tubuh memiliki dua sistem kekebalan tubuh: sistem kekebalan bawaan (innate immune system) dan kekebalan adaptif (adaptive immune system).
Baca : Berkenalan Dengan 2 Tipe Imun Tubuh
Sistem imun bawaan akan melawan patogen yang masuk dan memaksanya keluar, sementara sistem imun adaptif hanya menargetkan patogen tertentu yang mana sel imun sudah memiliki memori tentang patogen tersebut. Ini kenapa bila kita pernah terkena cacar air, cenderung tidak akan terkena lagi di kemudian hari.
Tetapi yang perlu dipahami adalah sistem imun hanya terganggu pada orang sehat yang kekurangan vitamin atau mineral, “Menyantap makanan penghilang dingin akan membuat perbedaan jika kita sudah memiliki diet yang relatif sehat,” kata Charles Bangham, Kepala Divisi Penyakit Menular di Imperial College London.
Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 oleh Stephen Rennard (dokter ahli paru dari Nebraska) menyimpulkan bahwa itu adalah sifat anti-inflamasi dari banyak bahan sup ayam yang membantu meringankan gejala flu dengan mengurangi hidung mampet.
Paling tidak bagi mereka yang kedinginan, sup menyediakan hidrasi dan juga mengandung bahan-bahan bergizi yang dimasak dengan baik sehingga mudah dicerna. Protein ayam menyediakan banyak sumber asam amino yang secara kimia mirip dengan obat yang dikenal sebagai asetilsistein; untuk membersihkan lendir.
Kaldu ayam diketahui mengandung gelatin yang merupakan ekstrak dari kolagen dalam ayam. Gelatin memiliki tekstur lembut dan menambah rasa di kaldu. Ini juga merupakan sumber koloid hidrofilik, senyawa yang menarik cairan lambung dan merangsang pencernaan.
Salah satu bahan/bumbu yang dipakai dalam sup ayam adalah bawang putih. Senyawa allicin adalah komponen utama bawang putih yang memiliki aktivitas anti-mikroba. Ini menjadi aktif ketika bawang putih dihancurkan atau dikunyah dan senyawa allicin terkena enzim alliinase. Untuk alasan ini, bawang putih paling baik dikonsumsi segar, atau dengan sedikit dimasak.
Salah satu penelitian tentang bawang putih dilakukan pada 146 orang sehat di Inggris. Mereka diberikan pil plasebo atau suplemen bawang putih tiap hari selama 12 minggu, selama musim dinging. Sebanyak 65 orang di kelompok plasebo mengalami flu, sementara pada kelompok bawang putih hanya 24 orang yang sakit flu. Riset ini dipublikasikan dalam jurnal Advances in Therapy 2001.
Bahan lain adalah jahe. Ia mengandung sejumlah sifat penambah kekebalan tubuh. Gingerol, yang ditemukan dalam jahe segar, mengandung sifat anti-inflamasi dan anti-mikroba yang dapat mengurangi gejala yang berhubungan dengan flu.
Jahe segar juga memiliki kapasitas diaforetik yang unik - artinya dapat membuat panas di seluruh tubuh dan juga menyebabkan keringat, yang seringkali memberikan kelegaan selama musim hujan. (jie)