Tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh dari penyakit, dikenal dengan sistem imun. Ia bekerja bekerja melawan mikroba (bakteri, virus, parasit, jamur) dan toksin yang menyerang. Bila sistem imun terganggu, tubuh mudah terserang penyakit.
Tahukah Anda jika tubuh memiliki dua jenis sistem imun; humoral dan seluler. Keduanya bekerja lewat mekanisme berbeda namun saling menjadi satu bagian.
Dua jenis sistem imun
Menurut dr. Teguh H. Karyadi Sp.PD dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sistem imun humoral terdiri atas antibodi (Imunoglobulin yang disingkat Ig) dan sekret tubuh (air liur, air mata, keringat, asam lambung atau pepsin). Sistem imun seluler berupa makrofag, limfosit dan neutrofil berada dalam darah dan bersirkulasi ke seluruh tubuh.
Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling nyata adalah kulit, ia membatasi antara lingkungan dan tubuh. Biasanya, kulit tak bisa ditembus oleh bakteri dan virus. Kulit mengeluarkan sekret antibakteri, yang bisa mematikan jamur dan bakteri. Maka, kebersihan kulit penting dijaga.
Selain kulit, hidung, mulut dan mata juga tempat masuknya kuman. Air mata dan air liur mengandung enzim lisozim, hingga kuman yang masuk bisa dihancurkan. Tubuh juga punya banyak mekanisme pertahanan, yang terdiri dari bermacam komponen mayor sistem imun, yaitu organ limfoid (timus, lien, sumsum tulang) serta sistem limfatiknya.
Kelenjar timus yang terletak dekat jantung, berperan penting dalam mekanisme imun tubuh. Organ ini bertanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi bayi baru lahir. Tanpa timus, sistem imun bayi baru lahir buruk. Timus, bersama lien dan sumsum tulang, menghasilkan leukosit (sel darah putih).
Leukosit bersirkulasi di dalam tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun terkoordinasi dengan baik memonitor tubuh dari kuman atau substansi lain, yang bisa menyebabkan masalah bagi tubuh.
Ada dua tipe lekosit. Pertama, bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh. Dan kedua, bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkannya.
Sistem kekebalan sendiri ada dua: yag bersifat alamiah atau dibawa sejak lahir (inate imunity) dan adaptif. “Kedua sistem imun ini saling berhubungan. Kalau ada benda asing gagal ditangkal oleh sistem kekebalan inate, dia akan berhadapan dengan sistem kekebalan adaptif. Kalau tetap kalah, kita akan sakit,” uar dr. Teguh.
Sistem kekebalan alamiah atau bawaan bersifat non-spesifik, selalu aktif (tidak memerlukan paparan awal untuk mengenal suatu patogen) dan tidak memiliki immunological memory (rekaman atau ingatan dari setiap substansi asing yang ditemui).
Sementara sistem kekebalan adaptif, efektif melindungi tubuh dari penyakit yang pernah menyerang, dan aktif ketika berhadapan dengan suatu penyakit, dengan membuat antibodi terhadap dan membuat tubuh menjadi kebal jika penyakit yang sama menyerang kembali.
Kekebalan ini bisa diaktifkan dengan imunisasi. Kemampuannya dalam menerima stimulus, membuatnya mampu berevolusi dan merespon dalam jangka panjang. (vit)
Baca juga:
- Mineral Pembangkit Daya Tahan Tubuh
- Imunomodulator Si Penjaga Daya Tahan Tubuh