Tempe. Makanan tradisional Indonesia ini, diperkirakan sudah ada sejak zaman Majapahit (abad 12-13). Dalam serat Centhini karya Pakubuwono V (1805) disebutkan “jae santen tempe” (jenis masakan tempe yang dicampur santan) dan “kadhele tempe srundengan” (srundeng tempe).
Banyak penelitian menunjukkan berjuta manfaat kedelai. Apa hubungannya dengan diabetes? Dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK menjelaskan, kedelai kaya asam amino esensial (salah satu jenis protein) sebagai bahan pembentukan sel-sel baru.
“Kedelai sumber makanan yang IG-nya rendah (± 18), sehingga lambat menaikkan kadar gula darah,” katanya.
Kedelai kaya asam amino arginin dan glisin. Kedua zat tersebut merupakan komponen penyusun hormon insulin dan glikogen, yang disekresi kelenjar pankreas. Makin banyak kedelai yang dikonsumsi, makin tinggi protein yang masuk.
Akibatnya, pengeluaran hormon insulin dan glikogen meningkat. Makin banyak hormon insulin yang dikeluarkan, makin banyak gula yang bisa diubah menjadi energi, sehingga gula dalam darah berkurang.
Jurnal WHO menyebutkan, pemberian sekitar 200 gram kedelai/ hari berpotensi menurunkan risiko diabetes tipe II (diabetes karena gaya hidup). Jurnal tersebut juga menyebutkan bahwa meningkatnya penyerapan insulin, bisa terjadi jika dibarengi dengan intake sejumlah asam lemak tak jenuh ganda.
Diabetes dan obesitas
Tidak bisa dipungkiri jika dibetes, khususnya tipe 2 berkaitan erat dengan obesitas. Nah, sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan dalam menekan nafsu makan.
“Fitokimia (senyawa kimia dalam tumbuhan) dalam kedelai, menurut banyak penelitian, mampu menurunkan profil kolesterol. LDL (low density lipoprotein / kolesterol jahat) dan trigleserid (lemak darah) turun, sementara HDL (high density lipoprotein / kolesterol baik) naik,” papar dr. Elvina.
Menurut WHO, pola makan orang Amerika umumnya tinggi kalori (donut, fast food, milk shake, soft drink, dll ) dan kurang serat. Menilik tingginya angka obesitas di AS, banyak peneliti berujar ‘Bagaimana jika konsumsi makanan harian yang dari produk susu diganti kedelai?’
Penelitian dilakukan, dengan mengganti daging dan makanan produk susu (keju, dll) dengan kedelai. Hasilnya, terjadi penurunan kolesterol sampai 123 mg/hari. Dan turunnya rerata asupan lemak jenuh sampai 2,4 g per hari. Sebaliknya, terdapat peningkatan signifikan pada nilai gizi mereka. Antara lain asam folat dan vitamin K, kalsium dalam jumlah banyak, magnesium dan zat besi.
Baca juga : Aturan Makan Bagi Penyandang Diabetes
Juga ada tambahan 4 gram serat/hari. Serat merupakan komponen penting pada nutrisi bagi diabetesi. Efek serat di saluran cerna, antara lain memperlambat waktu pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit dengan memperlambat pergerakan di usus halus, dan menurunkan absorpsi zat gizi. Anjuran konsumsi harian serat adalah 25 gram. (jie)