Aturan Makan Bagi Penderita Diabetes (Bagaian 1) | OTC Digest

Aturan Makan Bagi Penderita Diabetes (Bagaian 1)

Setiap musim mangga tiba, bagi Satrio yang memiliki pohon mangga di depan rumah, adalah berkah. Mangga yang besar dan manis bisa dipetik dengan mudah. Entah sudah berapa buah mangga dalam beberapa hari ini masuk ke perut Satrio, sampai-sampai ia diperingatkan istrinya, Ny. Mita.

Ah, makan mangga saja dilarang. Kan, manisnya mangga karena gula alami,” kata Satrio yang menderita diabetes.

Dua minggu kemudian, ketika cek gula darah, diketahui kadar gula darah Satrio sampai 400 mg/dl (normal <180 mg/dl). Diabetesi (penderita diabetes) memang tidak boleh makan sembarangan (baca: kebanyakan), terutama makanan manis dan tinggi kalori; termasuk buah. Pengaturan makan merupakan “kunci” diabetesi dapat hidup  normal.

Penderita diabetes, sebenarnya boleh makan layaknya orang normal. Hanya saja, jumlahnya harus dibatasi. Selain gula, total kalori perlu dijaga karena sebagian besar makanan diubah tubuh menjadi glukosa. Pola makan yang tidak terkontrol berujung pada meningkatnya kadar gula.

Menurut penelitian, kelebihan 40 gram lemak yang dikonsumsi / hari meningkatkan risiko diabetes 3 kali lipat. Frank O. Nittal, MD, dalam American Journal of Epidemiology menyatakan, lemak tubuh membuat sel-sel menolak insulin (hormon yang bekerja mengubah gula menjadi energi).

Dan pada diabetes, menurut dr. Budiman Darmowidjojo, Sp.PD, “Kelebihan lemak meningkatkan risiko komplikasi, seperti hipoglikemi (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi) atau komplikasi kronik.”

Komplikasi kronik dapat memengaruhi pembuluh darah besar seperti penyakit jantung koroner dan stroke. “Atau mengenai pembuluh darah kecil sehingga pasien menderita gangguan saraf, ginjal, impotensi, atau kebutaan," papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta itu.

Kadar gula darah yang tinggi, juga mengganggu sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu meningkat dan berujung pada naiknya tekanan darah. "Sekitar 60-80 persen diabetesi menderita hipertensi," katanya. (jie)

Baca juga : Bagian 2