“Jangan kurang minum, ginjal bisa rusak.” Pendapat yang familiar di telinga ini ada benarnya. Kurang minum tidak secara langsung merusak ginjal, tapi bisa memicu terjadinya batu ginjal. Air dan makanan yang kita asup mengandung mineral, kristal dan berbagai partikel lain yang akan disaring oleh ginjal, lalu dibuang dari tubuh melalui urin.
“Kalau kita kurang minum, otomatis urin jadi pekat, sehingga terjadilah endapan atau kristalisasi di ginjal,” terang dr. Hery Tiera, Sp.Udari RS Pondok Indah – Pondok Indah, dalam diskusi yang diselenggarakan hari ini (13/02/2018) di Jakarta.
Kurang minum air putih adalah salah salah satu penyebab terjadinya batu ginjal. Apalagi, Negara kita beriklim tropis; cuaca yang gerah dan panas akan membuat carian banyak terbuang melalui keringat. Bila asupan cairan kurang, mudah terjadi dehidrasi.
(Baca juga: Makanan Barat Picu Batu Ginjal)
Namun ini bukan satu-satunya penyebab. “Meski minumnya cukup tapi makanannya banyak yang mengandung kristal, juga akan terjadi pengendapan,” ujar dr. Hery. Secara umum, ada tiga jenis zat dalam makanan yang bisa menyebabkan batu ginjal: kalsium, oksalat dan asam urat.
“Batu ginjal tidak mungkin hanya terbentuk dari satu jenis Kristal saja; pasti lebih dari satu,” imbuhnya.
Kalsium banyak terdapat pada susu dan produk turunanya seperti keju. Asam urat antara lain banyak terdapat pada kacang-kacangan (kedelai, kacang merah, dan lain-lain), biji-bijian, sayuran berwarna hijau gelap, melinjo dan jeroan. Adapun makanan tinggi oksalat misalnya daging merah, stroberi dan cokelat.
(Baca juga: Deteksi Gangguan Ginjal)
Bukan berarti tidak boleh memakan makanan-makanan dimaksud. “Hubungannya bukan sebab akibat langsung; mekanismenya adalah kalau terlalu banyak,” ungkap dr. Hery. Itu sebabnya, kita perlu makan beragam variasi makanan. Selain agar mendapat bermacam nutrisi berbeda, juga untuk menghindari asupan suatu zat terlalu banyak. Jadi, silakan makan segala jenis makanan termasuk yang mengandung kristal, “Intinya, jangan berlebihan dan jangan setiap hari.” Dan, jangan lupa diimbangi dengan cukup minum agar kristal-kristal tersebut tidak mengendap dan bisa dibuang dengan lancar.
Ada anggapan bahwa batu ginjal lebih banyak diderita oleh laki-laki. “Dulu mungkin iya, karena laki-laki biasa kerja di ladang, kepanasan, sehingga mungkin mengalami dehidrasi,” ucapnya. Namun dengan kondisi sekarang di mana perempuan pun bekerja sama kerasnya dengan laki-laki, maka risiko perempuan terhadap batu ginjal sama dengan lelaki, bila pola makan dan asupan cairan kurang baik.
(Baca juga: Herbal Peluruh Batu Ginjal)
Tak kalah penting, “Olahraga rutin.” Tidak ada olahraga tertentu untuk mencegah batu ginjal. Yang penting, bergerak. “Begitu Anda diam, ada stagnansi aliran di ginjal sehingga bisa terjadi endapan,” jelas dr. Henry.
Berolahraga juga disarankan untuk mereka yang memiliki batu ginjal dan menjalani terapi. Misalnya dengan obat untuk meluruhkan batu, atau ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy) – ‘penembakan’ dengan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal. “Supaya pecahan batunya keluar ya harus bergerak,” pungkasnya. (nid)