Asupan gizi yang buruk sebelum dan selama kehamilan, memengaruhi tumbuh kembang janin dan meningkatkan kemungkinan BBLR (berat bayi lahir rendah). Maka idealnya, kehamilan harus direncanakan dan dipersiapkan sebaik mungkin, seperti halnya kita mempersiapkan acara pernikahan. “Saat berhubungan intim (konsepsi), orangtua telah membuat “blue print” anak. Seperti arsitek; kalau ingin rumahnya baik, blue print-nya harus bagus,” ujar Dr. med. Damar Prasmusinto, Sp.OG (K).
Kehamilan berarti membangun manusia. Jika ibu kurang gizi, kenaikan berat badan (BB) selama kehamilan rendah. Ini meningkatkan risiko selama hamil, bagi ibu maupun janin. Saat persalinan, kematian mengancam ibu dan anak. Kalaupun anak lahir selamat, ia berisiko terhadap berbagai gangguan kesehatan fisik, mental mau pun kecerdasan.
Ketika dewasa, menikah dan punya anak, kemungkinan anak mereka menghadapi risiko yang sama karena kualitas sperma/sel telurnya kurang baik. Ujung-ujungnya, kualitas hidup generasi mendatang terancam. “Lingkaran setan ini harus kita potong,” tegas dr. Damar. Memperbaiki nutrisi ibu berarti memperbaiki masa depan bangsa.
(Baca juga: Ibu Kurang Gizi saat Hamil, Ini Risikonya)
Nutrisi juga bisa menyelamatkan ibu. Angka kematian ibu (AKI) utamanya disebabkan oleh perdarahan, dan perdarahan tidak akan terjadi jika ibu cukup mengonsumso zat besi. Demikian pula dengan pre/eklamsia. “Salah satu teori terjadinya pre/eklamsia, yakni terjadinya ketidakseimbangan radikal bebas,” terang dr. Damar. Diperlukan makanan yang kaya antioksidan, seperti buah dan sayur.
Makronutrisi (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrisi (vitamin, mineral, asam organik) harus dikonsumsi secara bervariasi dan seimbang. Sumber nutrisi sebaiknya berasal dari berbagai jenis makanan, tidak hanya satu. “Untuk sumber protein, kalau hari ini makan ikan, besok bisa makan ayam, besoknya lagi daging, hati, lalu kembali lagi ke ikan, dan seterusnya. Jadi diselang-seling,” papar dr. Damar.
Alasannya, tidak ada makanan yang kandungan gizinya 100% lengkap. Selain sumber protein, ikan mengandung asam lemak omega 3 (sumber DHA) yang penting untuk perkembangan otak janin. Sementara daging, selain mengandung protein juga sumber zat besi. Protein penting untuk peningkatan volume darah ibu serta pertumbuhan plasenta, jaringan payudara, rahim dan janin.
(Baca juga: Ibu Hamil, Penuhi Kebutuhan Zat Gizi Ini)
Adapun mikronutrisi berperan mendukung kerja makronutrisi. Selama kehamilan, fungsinya lebih penting lagi. Kalsium, zat besi, tembaga, seng, magnesium, selenium serta vitamin A, B kompleks, C, D, E ditengarai dapat mencegah perdarahan, preeklamsia dan infeksi. Vitamin dan mineral juga bekerja sebagai antioksidan.
Secara umum, kebutuhan nutrisi ibu meningkat saat hamil. Protein perlu ditambah 17 gr/hari dari kebutuhan normal, kalsium ditambah 150 mg/hari, asam folat ditambah 200 µg/hari. Di sisi lain, peningkatan kalori tidak terlalu banyak; cukup 180 kkal pada trimester (TM) 1 dan 300 kkal di TM 2 dan 3. Ibu hamil memang perlu menambah BB, namun tidak boleh berlebihan karena obesitas meningkatkan risiko pada ibu dan bayi.
Solusinya, ibu harus makan secara cerdas. Tambahan 300 kkal harus dioptimalkan dengan konsumsi makanan kaya gizi, bukan hanya sekedar kenyang. Atau mengonsumsi nutrisi tambahan seperti pil atau susu. “Susu memiliki nutrisi yang lengkap. Selain vitamin dan mineral, mengandung protein dan lemak esensial,” ujar dr. Damar. Di trimester pertama, di mana banyak yang mengalami mual dan muntah, susu bisa sangat bermanfaat karena lebih mudah dikonsumsi dibandingkan makanan padat.
Sangat baik jika ibu memerhatikan dan mencukupi kebutuhan nutrisi, jauh-jauh hari sebelum kehamilan. Ini untuk mencegah terhambatnya perkembangan janin di awal kehamilan, ketika ibu belum menyadari dirinya hamil. Pusat saraf dan tabung saraf berkembang dalam 28 hari kehamilan; kekurangan folat bisa menyebabkan bayi lahir tanpa tabung saraf (spina bifida) dan otak kurang berkembang. “Harapannya, ibu sehat sebelum hamil, kehamilan terencana, saat hamil merasa bugar, menyusui dan membesarkan anak dalam keadaan yang sejahtera,” pungkas dr. Damar. (nid)