Idealnya, nutrisi selama masa kehamilan sudah dimulai sejak ibu merencanakan kehamilan, dan diteruskan hingga usia 1.000 hari kehidupan (anak usia 2 tahun). “Ini karena pembentukan organ janin dimulai sejak masa konsepsi,” ungkap dr. Julia Dewi Nerfina, MGizi, Sp.GK dalam acara yang diselenggarakan Forum Ngobras (18/12/2017). Konsepsi adalah momen ketika sel telur dibuahi oleh sperma.
Tentu, ibu ingin janin berkembang dengan optimal di dalam rahim. Untuk itu, kecukupan nutrisi harus diperhatikan. Indikator kecukupan nutrisi saat hamil bisa dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) sebelum hamil, apakah berat badan ibu kurang, normal atau obesitas. Jika IMT kurang (berat badan kurang) maka diharapkan kenaikan berat badan total saat hamil adalah 12,5-18 kg, jika IMT normal 7-11,5 kg, dan jika ibu obesitas cukup 5-9 kg saja.
Penambahan energy pada trimester pertama +180 kkal, setara dengan segelas susu dan sepotong biskuit atau sebutir apel. Untuk di trimester kedua dan ketiga penambahannya sekitar 300 kkal. Ini setara dengan dua gelas susu, atau segelas susu ditambah apel/biskuit. Jadi, tidak benar bila dikatakan orang hamil harus untuk dua orang.
Menurut dr. Irvan Adenin Sp.OG(K), ada dua jalur pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk janin. “Yakni jalur nutrisi (pembuluh darah ibu) dan komposisi nutrisinya,” terang Konsultan Fetomaternal dari RSAB Harapan Kita, Jakarta. Ini berarti, bukan sekadar makan banyak; jenis makanan lebih penting lagi untuk diperhatikan.
Di trimester pertama, sel-sel janin membelah sangat cepat untuk pembentukan organ. Karenanya, status nutrisi ibu haruslah baik saat konsepsi terjadi. Sayangnya, tak jarang ibu mengalami morning sickness, mual dan muntah-muntah hingga sulit menerima makanan. Ini bisa disiasati dengan makan dalam porsi kecil tapi sering agar lambung tak terlalu penuh. Makanan rendah lemak, makanan yang lunak dan menghindari makanan dengan bumbu yang kuat bisa membantu menghindari munculnya mual. Minum sebelum makan juga bisa membantu.
Dua nutrisi esensial di trimester ini yakni zat besi dan asam folat. “Kebutuhan zat besi saat hamil meningkat karena volume darah ibu meningkat. Kebutuhan zat besi pada wanita dewasa adalah 14-16 gram, tetapi pada ibu hamil ditambah jadi 20 gram,” papar dr. Julia.
Adapun kebutuhan asam folat saat hamil yakni sekitar 600 mikrogram. Kekurangan atau defisiensi asam folat meningkatkan risiko bayi lahir dengan spina bifida yaitu tidak tertutupnya selubung saraf tulang belakang.
Jangan lupakan kalsium; ibu membutuhkan sekitar 1.000 mg/hari selama hamil. Bila kurang menginsumsi kalsium, ibu berisiko mengalami osteoporosis di masa mendatang karena cadangan kalsium di tulang digunakan untuk pertumbuhan tulang janin. Sumber kalsium yang plaing praktis adalah susu. Jika memiliki intoleransi laktosa, bisa diganti dengan sumber kalsium lain misalnya sayuran hijau, atau produk turunan susu seperti yogurt dan keju.
Jangan lupakan vitamin D untuk penyerapan kalsium di usus! “Kebutuhan vitamin D untuk dewasa adalah 5 mikogram. Untuk ibu hamil menjadi 10 mikrogram,” imbuh dr. Julia. Maka, ibu bisa berjemur +5 menit di pagi/sore hari sambil berjalan kaki. Tubuh mendapat cukup vitamin D, sekaligus lebih bugar menjalani kehamilan. (nid)