Kondisi kurang energi kronis (KEK) selama kehamilan tidak boleh dianggap remeh. Kondisi medis ini berisiko menyebabkan anak stunting, bahkan kemantian bayi atau ibu saat melahirkan.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu dari lima ibu hamil tercatat mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Sementara kurang energi kronis menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi pada ibu hamil, yang adalah salah satu penyebab kematian ibu melahirkan.
Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama, menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada ibu hamil.
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kurang energi kronis pada ibu hamil. Pada penelitian oleh Febrianti, Minsarnawati, dkk., yang dilakukan di Cirendeu, Tangerang Selatan, diketahui aspek kebiasaan makan merupakan salah satu penyebab KEK pada ibu hamil.
Perilaku kebiasaan makan seperti tidak makan bersama keluarga, pola makanan yang kurang beragam, frekuensi dan porsi makanan yang kurang, pantangan terhadap makanan tertentu, distribusi makanan keluarga yang kurang baik, dan cara memilih bahan makanan yang kurang baik merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil. Riset ini dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Reproduksi (2013).
Usia kehamilan yang terlalu muda juga berisiko menyebabkan kurang energi kronis. Pada ibu hamil (bumil) berusia di bawah 17 tahun, yang masih dalam masa tumbuh kembang, terjadi ‘rebutan’ gizi antara si ibu dengan janinnya. Ini menyebabkan bumil rentan mengalami KEK.
Cara mengidentifikasi apakah ibu hamil mengalami kurang energi kronik adalah menggunakan ukuran lingkaran lengan atas (LILA). Menurut dr. Ari Waluyo, SpOG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group, "Kalau lingkar lengan atasnya kurang, dia diindikasi mempunyai kurang energi kronik, kurang gizi.”
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan panduan pencegahan KEK lewat lingkar lengan. Ibu hamil dinyatakan mengalami KEK bila lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm; batas nilai normal adalah 23,5 cm.
Selain melakukan pengukuran lingkar lengan atas, identifikasi kondisi KEK pada ibu hamil bisa juga menggunakan indeks massa tubuh (IMT), atau membandingkan antara berat dan tinggi badan. Apabila bumil memiliki IMT yang kurang dari 18,5, bisa dikategorikan mengalami KEK.
Menurut dr Ari, di sela-sela acara “Sehati Group Dukung Pemerintah Indoneisa Bangun Manusia yang Unggul, Sehat, dan Berkualitas Melaluio Solusi Sehati TeleCTG” yang berlangsung Senin (16/12/2019) lalu, pengecekan gizi pada saat hamil penting untuk dilakukan, karena calon ibu dengan kondisi kekurangan gizi dan mengalami kurang energi kronik, dapat meningkatkan risiko anak stunting di dalam rahim. (jie)
Baca juga : Anemia Defisiensi Besi Selama Kehamilan Sebabkan Bayi Stunting