Area kewanitaan merupakan bagian yang sensitif, intim dan vital bagi seorang wanita. Maka, kebersihan daerah ‘V’ merupakan hal penting untuk diperhatikan. Kebersihan area kewanitaan yang buruk dapat memicu ketidakseimbangan keasaman (pH) daerah tersebut. Ini berisiko menyebabkan infeksi.
“Keasaman normal di daerah ‘V’ antara 3,8 – 4,2. Dalam kondisi tersebut keseimbangan bakteri baik (95%) dan patogen (5%) akan terjaga. Namun jika karena suatu sebab, misalnya tidak menjaga kebersihan dengan baik, kadar pH area ‘V’ akan berubah.
Hal tersebut bisa menyebabkan jumlah bakteri patogen bertambah. Risiko infeksipun naik,” papar dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia, dalam peluncuran produk BETADINE Feminine Wash dan Wipes, di Jakarta (24/4/2018).
Studi yang dimuat dalam jurnal Australian Family Physician 2005 menyatakan 7 dari 10 wanita pernah mengalami keputihan, disebabkan oleh area ‘V’ yang tidak terjaga kebersihannya. Data lain menyatakan 3 dari 10 anak di kota besar, dan 6 dari 10 anak di pedesaan di Indonesia hanya mengganti pembalut sekali sehari saat menstruasi.
“Padahal dalam kondisi normal vagina sudah lembab, akan bertambah lembab saat menstruasi,“ ujar dr. Mery. “Pada remaja disarankan untuk mengganti pembalut saat jam istirahat.”
Hal tersebut rentan menyebabkan infeksi area kewanitaan, yang menyebabkan keputihan. Keputihan (fluor albus atau leucorrhea) sejatinya adalah sebuah kondisi normal, dimana vagina mengeluarkan cairan bening, encer dan tidak berbau. Cairan tersebut berfungsi untuk membawa sel-sel mati serta bakteri keluar dari vagina, sehingga vagina tetap bersih.
Keputihan menjadi masalah (keputihan patologis) saat ia disertai infeksi bakteri (vaginitis), jamur (candidiasis) atau protozoa (trikomoniasis). “Infeksi vagina terbanyak disebabkan oleh bakteri. Paling dominan ditandai dengan munculnya bau amis.
“Sementara jika karena jamur ditandai dengan lendir yang kental, berwarna putih susu dan timbul rasa gatal. Sedangkan bila karena trikomonas penanda khasnya adalah lendir berwarna kuning kehijauan, dan agak berbusa,” tambah dr. Mery.
Selain karena higienitas yang buruk, keputihan juga bisa dikarenakan melakukan vaginal douching yang berlebihan, minum antibiotik dengan sembarangan, serta menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat (berbahan nilon).
Membersihkan vagina dengan sabun mandi biasa justru merugikan, karena mengganggu keseimbangan pH area kewanitaan. Area ‘V’ akan menjadi lebih basa; dengan nilai pH antara 9-10. Ini juga meningkatkan risiko infeksi vagina.
Menjaga kebersihan vagina
Menurut dr. Mery, sebaiknya area kewanitaan dibersihkan menggunakan cairan khusus yang memiliki kadar pH sama dengan vagina (antara 3,8 - 4,2). Atau memakai cairan pembersih yang mengandung prebiotik karena akan membantu pertumbuhan bakteri baik (probiotik).
Berikut beberapa tips untuk membersihkan area V:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan area V.
- Cuci daerah vulva dengan air bersih, gunakan cairan pembersih sesuai kebutuhan, atau tiap kali mandi saat menstruasi.
- Bersihkan vagina dengan arah yang benar, yakni dari depan ke belakang; untuk mencegah masukkan kuman dari anus ke vagina.
- Keringkan menggunakan handuk atau tisu sekali pakai.
- Ganti celana dalam atau pantyliner tiap 3-4 jam.
- Gunakan celana dalam yang menyerap keringat. (jie)