potong rambut ke salon tidak aman selama covid-19

Sudah Amankah ke Salon Untuk Potong Rambut atau Merawat Kuku?

Para ahli berpendapat ada risiko tinggi terinfeksi virus corona dalam perawatan rambut dan kuku di salon, bahkan saat protokol pencegahan sudah diterapkan. Salah satu risiko utamanya adalah jarak yang terlalu dekat antara stylist dan pelanggan.

Dengan penerapan normal baru (new normal) dan pelonggaran karantina di beberapa kota di dunia, sektor industri mulai kembali beroperasi, salah satunya adalah pelaku industri sektor kecantikan dan perawatan tubuh, termasuk salon.

Pertanyaan yang mengemuka adalah apakah sudah aman untuk melakukan perawatan tubuh di salon? Dr. Catherine Troisi, PhD, ahli epidemiologi penyakit infeksi di University of Texas School of Public Health, di Houston, AS, mempunyai jawaban tegas.

“Hanya karena Anda bisa melakukan sesuatu bukan berarti harus dilakukan,” tegasnya.

Sebagai gambaran, baik salon rambut atau kuku akan segera beroperasi di Texas, AS, pada awal bulan depan dengan menerapkan serangkaian pencegahan penularan COVID-19, misalnya memasang penghalang plastik antara pelanggan dengan stylist.

Dr. troisi tidak merekomendasikan untuk buru-buru pergi ke salon. “Saya belum memotong rambut, yang seharusnya sudah perlu dipotong. Dan kuku kaki saya juga memerlukan pedicure, tetapi saya tidak berpikir itu sebanding dengan tingginya risiko saat ini,” jelasnya.

Kekhawatiran terbesarnya adalah kontak yang terlalu dekat dengan pelanggan. Ini antara lain disebabkan adanya pemberitaan tetang dua orang stylist di St. Louis, AS yang tetap bekerja walaupun memiliki gejala COVID-19.

Pejabat setempat memperkirakan dua orang tersebut menulari setidaknya 140 pelanggan dan tujuh rekan kerjanya.

Memberi pengalaman berbeda

Panduan yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan tiap negara bagian di AS akan secara signifikan merubah pengalaman pelayanan di salon yang kita ketahui.

Salah satu panduan mengharuskan memperlebar jarak antarmeja (operating stations) minimal 6 kaki (1,8 meter), pemeriksaan termometer tanpa kontak (menggunakan thermogun) saat pelanggan masuk, dan opsi pembayaran tanpa kontak.

Pelanggan disarankan melakukan janji terlebih dulu sehingga akan dijadwalkan, dan walk-in clients (pelanggan yang langsung datang) diminta untuk menunggu di luar. Tidak disarankan membawa anak-anak, selain itu barang-barang seperti majalah di ruang tunggu akan ditiadakan.  

Stylist diwajibkan memakai masker, bahkan di beberapa wilayah juga harus mengenakan pelindung wajah.

Layananpun akan dibatasi, hanya untuk rambut dan alis, karena tidak memerlukan pelanggan membuka masker. Dianjurkan agar pelanggan dan karyawan berbicara seminimal mungkin ketika mereka dalam jarak 1 meter. 

Tingkatkan kewaspadaan

Menurut dr. Sandra Kesh, spesialis penyakit infeksi di Westmed Medical Group, New York, sebaiknya tunda dulu kunjungan ke salon, terutama bila Anda tinggal di area di mana kasus COVID-19 masih aktif.

Tetapi bila Anda tetap memilih untuk pergi, ia merekomendasikan, “Ambil semua tindakan pengamanan yang bisa Anda lakukan, dan lakukan seaman mungkin.”

Dr. Kesh menegaskan penting untuk menilai tingkat kenyamanan Anda sendiri dengan adanya risiko tertular COVID-19. “Bila Anda memutuskan untuk pergi (ke salon), gunakan masker yang tepat, dan mungkin memakai kacamata (goggles) untuk mengurangi risiko droplet mengenai mata Anda,” imbuhnya.

Yang tak kalah pentingnya adalah saat Anda melakukan janjian, tanyakan juga apakah salon tersebut sudah melakukan protokol pencegahan penularan virus corona.

Risiko tetap ada di sana

Sifat alamiah antara pelanggan dan karyawan di salon membuat menjaga jarak fisik tidak mungkin dilakukan.

“Ketika potong rambut atau mani-pedi, Anda tidak akan berjarak lebih dari 1 meter,” kata dr. Kesh. “Anda hanya berjarak satu kaki (0,3 meter).”

Bahkan dengan memakai masker risiko tetap ada pada jarak yang sedemikian dekat. “Walau masker bisa mengurangi risiko, tetapi Anda tidak menerapkan physical distancing. Jadi risiko infeksi tetap ada disana,” papar dr. Troisi.

Selain itu penting untuk mempertimbangan lamanya waktu saat melakukan perawatan rambut atau kuku di salon. “Potong rambut biasanya memerlukan waktu 35-40 menit. Semakin lama, semakin berisiko untuk terpapar virus,” tambah dr. Kesh.

Risiko terpapar dari orang tanpa gejala

Dr. Troisi mengatakan walau salon sudah menerapkan protokol pencegahan penularan virus, masih banyak hal tentang COVID-19 yang belum diketahui.

Salah satunya tentang orang tanpa gejala yang berisiko tinggi menularkan ke orang lain. Riset yang dilakukan di Islandia menyebutkan sekitar 50% penderita COVID-19 tidak memiliki gejala, sehingga mereka tidak menyadarinya.

"Anda bisa merasa baik-baik saja kemudian masuk ke salon untuk potong rambut dan secara tidak sengaja menulari orang lain karena Anda tidak tahu bahwa Anda terinfeksi," tegas Troisi. (jie)