Riset Buktikan Tidur Menghadap Samping bagi Ibu Hamil Kurangi Risiko Bayi Lahir Mati | OTC Digest

Riset Buktikan Tidur Menghadap Samping bagi Ibu Hamil Kurangi Risiko Bayi Lahir Mati

Lesley McCowan, University of Auckland dan Robin Cronin, University of Auckland

Baru-baru ini, sebuah riset internasional yang dipimpin Selandia Baru memberi bukti kuat bahwa perempuan dapat menekan risiko janin mati dalam kandungan (lahir mati) hingga setengahnya dengan cara tidur menghadap ke samping selama tiga bulan terakhir masa kehamilan.

Riset besar ini juga telah membuktikan, risiko lahir mati ditemukan pada ibu hamil yang tidur telentang di trimester terakhir kehamilan.


Baca juga: More than 20,000 stillbirths worldwide are avoidable


Faktor risiko

Di Selandia Baru, lahir mati diartikan sebagai kehilangan bayi setelah 20 minggu usia kehamilan. Ada kira-kira 2,64 juta kematian bayi di seluruh dunia setiap tahunnya, dan sekitar 300 bayi lahir mati di Selandia Baru setiap tahun.

Sekitar satu dari 500 perempuan di Selandia Baru akan mengalami kehilangan bayi mereka pada 28 minggu kehamilan atau lebih.

Kami telah menganalisis semua data yang tersedia di seluruh dunia dari lima riset sebelumnya, termasuk penelitian sebelumnya di Auckland, Selandia Baru pada 2011. Penelitian tersebut adalah penelitian yang pertama kali menghubungkan posisi tidur ibu dengan risiko lahir mati.

Temuan utama dalam penelitian besar tersebut meliputi data dari 851 ibu yang janinnya mati dan 2.257 perempuan yang sedang mengandung. Hasil penelitian menunjukkan tidur dengan posisi telentang di usia kehamilan 28 minggu meningkatkan risiko lahir mati sebanyak 2,6 kali.

Risiko ini terjadi terlepas adanya risiko lain yang juga menyebabkan lahir mati. Namun, risiko akibat tidur telentang ini ternyata menambah risiko lainnya, misalnya, mengganggu pertumbuhan bayi di dalam rahim.

Faktor-faktor risiko untuk lahir mati untuk janin yang berusia 28 minggu atau lebih tidak mudah diidentifikasi. Mereka termasuk usia ibu hamil berusia lanjut (lebih dari 40 tahun), obesitas, perokok. Risiko juga ditemukan pada bayi yang pertumbuhannya di dalam kandungan terganggu, terutama jika tidak terdeteksi sebelum kelahiran.

Perempuan yang hamil pertama kali juga berisiko lebih tinggi, atau jika mereka sudah memiliki tiga bayi atau lebih. Perempuan yang berasal dari etnis di daerah Pasifik dan Asia Selatan juga memiliki risiko lahir mati pada janin berusia lebih dari 28 minggu lebih tinggi, dibandingkan dengan perempuan Eropa.

Jika risiko yang disebut di atas dapat teridentifikasi, sebagian kematian bayi ini dapat dicegah. Penemuan paling penting penelitian kami telah menunjukkan bahwa jika setiap perempuan hamil tidur miring setelah kehamilan 28 minggu, maka sekitar 6 persen dari kelahiran mati terlambat dapat dicegah. Ini artinya dapat menyelamatkan nyawa sekitar 153.000 bayi setiap tahunnya.

Berkurangnya aliran darah

Secara biologis, hubungan antara ibu yang tidur telentang dan lahir mati masuk akal. Posisi tidur telentang di akhir kehamilan terkait dengan berkurangnya aliran darah menuju rahim. Oleh karena itu, perempuan yang sedang bersalin dan perempuan yang menjalani operasi caesar secara rutin dimiringkan ke sisi sebelah guna meningkatkan pasokan darah ke bayi.

Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan University of Auckland, Selandia Baru memberikan bukti canggih tentang pengaruh posisi tidur ibu terhadap aliran darah. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI menunjukkan pembuluh darah utama di perut ibu, vena cava inferior, tertekan oleh rahim ketika sang ibu berbaring telentang. Aktivitas ini mengurangi aliran ke pembuluh darah sebanyak 80 persen.

Meski sirkulasi darah ibu ini merespons dengan cara meningkatkan aliran darah melalui pembuluh, hal ini tidak sepenuhnya cukup. Aorta ibu, arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dari hatinya, juga tertekan sebagian ketika sang ibu berbaring telentang. Ini mengurangi aliran darah ke rahim, plasenta, dan bayi.

Kami berspekulasi bahwa ketika bayi yang sehat dapat mengatasi kurangnya pasokan darah, maka bayi yang kurang sehat mungkin tidak bisa bertahan. Contoh, penelitian besar kami menunjukkan bahwa risiko lahir mati setelah 28 minggu kehamilan meningkat sekitar 16 kali jika seorang ibu tidur dengan posisi telentang dan sedang mengandung bayi yang kecil.

Apa yang harus dilakukan?

Penelitian di Selandia Baru menunjukkan bahwa perempuan hamil dapat mengubah posisi tidur mereka. Dalam survei terbaru yang dilakukan pada perempuan hamil dari Auckland bagian selatan, sebuah kelompok yang memiliki angka kelahiran mati yang tinggi, lebih dari 80 persen responden menyatakan bahwa mereka dengan mudah akan mengubah posisi tidur jika itu merupakan yang terbaik bagi sang bayi.

Kami menyarankan perempuan dengan usia kehamilan 28 minggu untuk tidur menghadap samping untuk mengurangi risiko lahir mati, meski hanya untuk tidur siang . Tidak masalah menghadap kanan atau kiri. Jika Anda bangun dengan posisi telentang, ini lumrah terjadi, tetapi ingatlah untuk segera berputar ke samping.

Jamiah Solehati menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris

The Conversation

Lesley McCowan, Professor, Obstetrics & Gynecology, University of Auckland dan Robin Cronin, Midwife researcher, University of Auckland

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

____________________________________

Ilustrasi: People photo created by phduet - www.freepik.com