Peran Bidan Krusial di Sepanjang Hidup Perempuan – Ayo ke Bidan!
peran_bidan

Peran Bidan Krusial di Sepanjang Kehidupan Perempuan – Ayo ke Bidan!

Peran bidan sangat vital di sepanjang daur kehidupan perempuan Indonesia. Tak hanya seputar kehamilan, bidan juga menjadi garda terdepan dalam kesehatan reproduksi perempuan, kesehatan bayi dan anak, hingga perencanaan keluarga (KB). Lebih dari 398.000 bidan tersebar di brbagai wilayah di Indonesia, dari kota hingga daerah terpencil.

Eros Rosita menceritakan pengalamannya bertugas di darah terpencil. Ia praktik di Baduy sejak 1997 silam, dan menjadi bidan pertama di Tanah Ulayat tersebut. Tentu, tidak mudah untuk mengajak masyarakat datang ke bidan, di suku yang memiliki kultur adat begitu kuat. “Saya pendekatan dulu ke tokoh-tokoh adat, suku Baduy Luar dan Dalam. Baru kemudian pendekatan ke masyarakat. Meyakinkan mereka bahwa persalinan di bidan aman, nyaman, dan tidak mahal. Kita ikuti kemampuan dia,” tutur Bidan Ros.

Tak hanya melayani persalinan, Bidan Ros juga memberikan layanan Posyandu. “Untuk Baduy Luar, Posyandu satu bulan sekali, dan di Baduy Dalam tiga bulan sekali,” terangnya, dalam Peluncuran Kampanye Ayo ke Bidan, Ingat KB Ingat Bidan di Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IBI 2024, Kamis (17/10) di Jakarta. Ia sendiri mukim di Baduy Luar.

Perjalanan ke Baduy Dalam ditmpuh selama 5 jam berjalan kaki. Bila ada persalinan di Baduy Dalam, atau ada yang kesulitan ke Posyandu, maka Bidan Ros akan jemput bola ke rumah pasien.

Salah satu kasus paling menantang pernah dihadapinya yaitu retensi plasenta, atau plasenta tertinggal di rahim setelah ibu melahirkan. “Si bu sudah melahirkan empat hari lalu, tapi plasentanya belum keluar. Saya langsung minta kepada Ketua Adat agar dia bisa segera dibawa ke RS,” ujar Bidan Ros.

Prosesnya cukup panjang. Si Ibu terlebih dahulu didoakan, bajunya diganti dengan pakaian Baduy Luar, lalu ditandu keluar desa, hingga mencapai akses kendaraan untuk membawanya ke RS terdekat di Rangkasbitung. “Alhamdulillah si Ibu selamat,” imbuhnya.

Bidan Ros bersyukur, kini sudah ada 9 bidan di Baduy yang masing-masing melayani 1 Puskesmas. Tiap Puskesmas melayani 10 desa.

Peran Bidan Krusial untuk Perempuan Indonesia

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 82% ibu meminta pertolongan persalinan ke bidan, dan 76% meminta layanan kontrasepsi ke bidan. “Bidan sangat dekat dengan perempuan. Mereka memposisikan perempuan sebagai subjek bukan objek. Ada sharing power antara bidan dengan perempuan, yang membuat mereka merasa lebih nyaman,” ungkap Ketua Umum PP IBI, Ibu Dr. Ade Jubaedah, S.Keb., Bdn., MM., MKM.

Seiring dengan perkembangan regulasi kesehatan di Indonesia, bidan juga dihadapkan pada berbagai tantangan untuk tetap memberikan pelayanan yang berkualitas. Ibu Ade menyoroti, peran bidan saat ini semakin krusial di tengah regulasi yang terus berkembang. “Tantangan dalam mematuhi standar layanan kesehatan yang lebih ketat harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi bidan, serta memastikan bahwa layanan kesehatan tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat. Kampanye ini adalah upaya kami untuk memperkuat posisi bidan sebagai mitra tepercaya dalam pelayanan keluarga berencana,” papar Ibu Ade.

Hal senada diungkapkan oleh Head of Marketing DKT Indonesia, Cut Vellayati. “Bidan bukan hanya tenaga kesehatan biasa, mereka adalah mitra perempuan dalam setiap tahap kehidupan reproduksi. Dari merencanakan kehamilan hingga memilih metode kontrasepsi yang aman dan efektif, bidan siap membantu dengan layanan yang personal dan penuh perhatian,” tuturnya.

Terkait kampanye Ayo ke Bidan, Ingat KB Ingat Bidan, Vella berharap, kampanye tersebut akan memotivasi Bidan untuk selalu memberikan pelayanan terbaik. “Juga mengingatkan pentingnya peran bidan dalam kesehatan keluarga Indonesia. Kami ingin memastikan perempuan Indonesia mendapatkan akses yang layak dan pelayanan terbaik dari Bidan yang tersebar di seluruh negeri,” pungkas Vella. (nid)