“Kalau lagi hamil jangan main sama kucing, nanti kena tokso.” Pendapat seperti ini sering sekali kita dengar. Bahkan tak jarang, kucing peliharaan akhirnya dibuang, karena takut menularkan tokso ke ibu hamil. Padahal, tak harus demikian.
Tokso atau toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toksoplasmosis pada ibu hamil memang menimbulkan dampak yang tidak main-main bagi janin, utamanya bila infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan.
Baca juga: Skrining Infeksi TORCH
“Toksoplasmosis bisa menyerang kepala janin sehingga anak terlahir dengan hidrosefalus. Bisa menyerang lever (hati) hingga terjadi kalsifikasi. Bila menyerang mata, terjadi peradangan pada mata,” papar dr. Irvan Adenin, Sp.OG dari RSIA Tambak, Jakarta. Kemungkinan lain yang bisa terjadi misalnya ventrikulomegali (cairan di otak), kalsifikasi intrakranial, mikorsefali, hingga retardasi mental. Namun demikian, penularan toksoplasmosis dari ibu ke janin sesungguhnya rendah. “Meski ibu kena toksoplasmosis, hanya 0,8% janin yang terkena dampaknya,” imbuhnya.
Siklus hidup T. gondii
Ada dua host (pejamu) yang terlibat dalam siklus hidup T. gondii, yakni pejamu “definitif” dan pejamu “perantara”. Kucing dan bangsa kucing lainnya merupakan satu-satunya pejamu definitif bagi toksoplasma, di mana ia bereproduksi dengan menghasilkan telur (oosit). Saat kucing terinfeksi T. gondii, parasit ini keluar dari kistanya, dan menuju saluran cerna kucing. Di sanalah mereka memproduksi oosit, yang kemudian dikeluarkan bersama dengan feses kucing.
Ditengarai, oosit bisa bertahan hidup di tanah hingga satu tahun. Namun, oosit dari feses kucing tidak langsung menimbulkan infeksi. Oosit baru bisa menginfeksi setelah mengalami proses sporulasi, yang terjadi dalam 1-5 hari tergantung kondisi lingkungan.
Adapun pada pejamu perantara, T. gondii bereproduksi dengan mengkloning dirinya sendiri. Parasit ini hidup dalam bentuk kista pada daging hewan, dan takizoid di darah. Hewan lain, termasuk manusia, bisa terinfeksi bila tidak sengaja memakan daging hewan lain yang mengandung kista T. gondii, atau tumbuhan yang tercemar oosit T. gondii dari feses kucing.
Menghindari penularan
Bisa dilihat bahwa kucing bukan satu-satunya sumber penularan tokso. Mengonsumsi daging yang mengandung kista tokso dan dimasak kurang matang, lebih berisiko menularkan penyakit ini. “Makanan harus dimasak >80oC untuk bisa membunuh kista toksoplasma. Sate tidak aman, karena bagian dalamnya tidak terkena panas yang cukup,” terang dr. Ivan.
Pada beberapa kasus, T. gondii dalam bentuk takizoit bisa terkandung dalam susu sapi/kambing yang terinfeksi parasite tersebut. “Karenanya, hindari susu yang tidak melewati proses pasteurisasi,” tegas dr. Irvan. Ini termasuk keju lembut seperti keju fetta dan brie, kecuali bila produk mencantumkan label pasteurisasi.
Hindarilah makanan-makanan tersebut saat hamil atau sedang merencanakan kehamilan. Hindari pula sayuran mentah, dan buah yang tidak dikupas kulitnya. Bila ingin makan sayur mentah atau buah beserta kulitnya, harus dicuci bersih dan benar, dengan sabun pencuci buah/sayur. Cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, dan hindari makanan yang dihinggapi lalat.
Baca juga: Jangan Takut Terinfeksi Tokso dari Kucing
Bagaimana dengan kucing? Tidak perlu terlalu khawatir. Kucing tidak secara langsung menularkan T. gondii; penularan hanya melalui fesesnya, bila kucing terinfeksi. Kalaupun ada feses yang menempel pada bulunya, kucing akan membersihkannya. Sehingga, sebenarnya aman bagi perempuan hamil untuk berinteraksi seperti biasa dengan kucing peliharaan. Hal ini juga sudah dinyatakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC (Center for Disease Control and Prevention).
Yang harus dihindari oleh ibu hamil adalah membersihkan bak pasir kucing. Bila tak ada orang lain yang bisa melakukannya, maka pakailah sarung tangan sekali pakai saat membersihkan bak pasir (juga saat berkebun!). Buang sarung tangan ke tempat sampah tertutup, lalu cuci tangan dengan sabun setelahnya. “Bak pasir harus dibersihkan setiap hari, karena kista tidak menular sebelum 24 jam setelah dikeluarkan dari feses,” terang dr. Irvan.
Agar kucing peliharaan terhindar dari toksoplasmosis, kucing harus tetap berada di dalam rumah, dan diberi makanan khusus kucing (bukan daging mentah/setengah matang). Dengan cara-cara demikian, ibu hamil bisa berinteraksi dengan kucing peliharaan. Namun sebaiknya hindari interaksi dengan kucing liar, dan jangan mengadopsi kucing baru selama hamil karena kita tidak tahu bagaimana kondisi kesehatannya. (nid)
__________________________________
Ilustrasi: Designed by Freepik