Menurut dr. Sharita R. Siregar, Sp.M, dari Jakarta Eye Center (JEC) Menteng, Jakarta, sindrom mata kering banyak dialami oleh mereka di usia paruh baya, terutama perempuan menopause. “Biasanya yang datang berobat perempuan usia 50-an. Setelah tidak haid lagi, keseimbangan hormon terganggu,” ujarnya. Mata kering juga bisa menjadi tanda menopause.
Mata kering atau keratoconjunctivitis sisca bisa disebabkan dua hal: produksi air mata kurang, atau produksi bagus tapi terlalu cepat menguap. Air mata cepat menguap bisa karena faktor lingkungan missal kena angin atau AC. Bisa karena lapisan minyak atau mukus yang menyelimuti air mata terlalu tipis, sehingga air mata cepat menguap. Pada kasus menopause, biasanya ini yang terjadi. “Hormon berkaitan dengan produksi mukus yang melapisi air mata. Karena hormon tidak stabil, mukus menipis,” tutur dr. Sharita.
Menurut penelitian, sindrom mata kering tampak memburuk dengan terapi sulih hormon (TSH), baik estrogen saja maupun kombinasi estrogen-progesteron. Diduga, produksi mukus pelindung air mata dipengaruhi hormon androgen, dan TSH makin menekan androgen. Idealnya yang bersangkutan konsultasi ke dokter mata dan dokter kandungan/kebidanan. Terutama bila gejalanya cukup berat, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala mata kering bisa diatasi dengan obat tetes, berupa air mata buatan yang tidak mengandung pengawet, “Pengawet dapat merangsang reaksi tubuh, sehingga mata mudah merah dan meradang.” Obat digunakan selama seminggu, setelah itu kontrol untuk dinilai kemajuannya. “Kalau membaik, obat dihentikan. Tapi kapan pun mata terasa tidak enak, bisa dipakai lagi,” imbuh dr. Sharita. Bila kasusnya berat, perlu dipakai seumur hidup.
Jangan gunakan tetes mata biasa, karena indikasinya berbeda. Beberapa tetes mata mengandung mentol yang membuat mata sejuk. Namun, ini hanya membuat mata terasa nyaman, tak bisa mengganti air mata yang hilang. Beberapa obat tetes juga mengandung alkohol, yang membuat air mata makin cepat menguap. Jadi, gunakan obat tetes yang direkomendasi dokter.
Pilihan lain yakni operasi kecil, untuk memasang sumbat (plug), untuk menutup saluran air mata di bagian bawah. Saluran ini berfungsi mengalirkan air mata. Dengan disumbat, air mata bisa bertahan lebih lama. Jangan khawatir, air mata tetap bisa mengalir keluar melalui saluran lain yang berada di atas. Plug ada yang sementara, ada yang permanen. “Dimulai dengan yang tidak permanen. Bila membaik, plug bisa dilepas. Bila tidak membaik, dipasang yang permanen,” ujar dr. Sharita. (nid)