Keputihan saat Hamil bisa Berbahaya, Begini Peranan Probiotik
keputihan_saat_hamil

Keputihan saat Hamil bisa Berbahaya, Begini Peranan Probiotik

Jangan remehkan keputihan saat hamil. “Bacterial vaginosis atau BV saat kehamilan masih menjadi persoalan karena meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, dan infeksi di masa nifas,” jelas Dr. dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. Berdasarkan penelitian dr. Leo, angka keputihan pada ibu hamil di Medan mencapai 44%, lebih tinggi dari populasi perempuan pada umumnya yaitu 40,7%.

Bacterial vaginosis adalah salah satu dari tiga penyebab utama keputihan patologis. Infeksi vagina oleh bakteri ini menyumbang 40 – 45% kasus keputihan. Dua lainnya yaitu infeksi oleh jamur Candida atau kandidiasis (20 – 25%), dan infeksi oleh parasit Trichomonas vaginalis atau trichomoniasis (15 – 20%). Sebagai informasi, keputihan ada yang normal, dan ada yang patologis. Keputihan yang patologis inilah yang harus diwaspadai.

Bahaya Keputihan saat Hamil

Mengapa keputihan saat hamil, yang tampaknya sederhana, bisa memicu terjadinya abortus dan persalinan prematur? “Infeksi akan menimbulkan peradangan. Peradangan inilah yang menyebabkan kontraksi prematur pada rahim, sehingga hasil kehamilan bisa keluar,” terang Dr. dr. Leo, dalam diskusi ilmiah di Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024 di Jakarta (19/10/2024), yang didukung oleh PT Yakult Indonesia Persada.

Tak hanya itu, infeksi akibat BV juga bisa naik hingga ke organ reproduksi yang lebih dalam. “Bisa terjadi koriamnionitis ataupun endometritis,” ujar Dr. dr. Leo. Koriamnionitis adalah infeksi serius intra-amnion yang terjadi pada rahim, kantung ketuban, bahkan bisa mengenai janin. Adapun endometritis adaah infeksi pada lapisan dinding rahim. Semua kondisi ini tentu saja bisa membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya.

Dr. dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG (kiri) dan Antonius Nababan (kanan) dalam PIT IBI 2024 / Foto: dok. Forum Ngobras

Peranan Probiotik dalam Pengobatan Keputihan

Dijelaskan oleh Dr. dr. Leo, antibiotik adalah pengobatan lini pertama untuk keputihan akibat BV. Namun tentu saja, antibiotik hanya boleh diberikan oleh dokter. Jangan pernah membeli antibiotik sendiri karena penggunaan antibioti yang serampangan akan membuat kuman menjadi resistan, dan tidak mempan dengan berbagai obat.

Yang mengkhawatirkan, angka kekambuhan BV mencapai 80%. Menariknya, konsumsi probiotik ternyata bisa mengurangi angka kekambuhan. “Probiotik bukan sebagai obat; antibiotik tetap jadi pengobatan lini pertama. Nah, probiotik berperan sebagai terapi suportif,” ujar Dr. dr. Leo.

Ia memaparkan studi yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. “Ternyata, pemberian probiotik sebagai tambahan dari terapi standar pada pasien BV memberikan manfaat yang sangat baik. Angka kesembuhan lebih tinggi dan angka kekambuhan lebih rendah bila dibandingkan dengan hanya dengan antibiotik,” papar dr. Leo.

Studi meta-analisis terkait hal ini juga sudah dilakukan, di antaranya oleh Rongdan Chen, dkk (2022). Dilakukan meta-analisis terhadap 14 studi acak terkontrol (Randomized Controlled Study/RCT). Hasilnya, ditemukan bahwa probiotik memiliki peranan positif sebagai terapi tambahan dalam pengobatan BV.

Apa yang dimaksud dengan probiotik? “Probiotik sendiri adalah mikroorganisme hidup yang ketika dikonsumsi, memberikan manfaat bagi kesehatan,” jelas Dr. dr. Leo.

Tidak semua makanan fermentasi bisa disebut sebagai probiotik; ada banyak syarat untuk suatu produk bisa disebut sebagai probiotik. Antara lain: bisa mencapai usus dalam keadaan hidup, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah aman dan memberikan efek positif terhadap kesehatan, tidak akan berubah sifat menjadi jahat, dan tidak menimbulkan resistansi antibiotik. Yakult yang mengandung 6,5 miliar L. casei Shirota strain, telah lulus semua syarat tersebut, dan menjadi pelopor probiotik.

Kolaborasi IBI dengan Yakult

Peranan bidan terhadap kesehatan perempuan, ibu, dan anak sangatlah krusial. “Bidan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak terutama di daerah terpencil. Mulai dari masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, hingga pemantauan bayi dan tumbuh kembang anak. Termasuk juga pengentasan stunting,” tutur Ketua Umum IBI, Dr. Ade Jubaedah, SSiT, MM, MKM.

Memahami hal ini, Yakult menjalin kerjasama dengan IBI. “Kami memberikan pendekatan dari sisi probiotik untuk ibu hamil dan melahirkan yang lebih sehat,” ucap Antonius Nababan, Direktur PT Yakult Indonesia Persada.

Edukasi tak hanya ke bidan, tapi juga ke masyarakat secara langsung. “Kami berusaha mencegah penumpukan sampah dengan melibatkan sekolah dan ibu rumah tangga, dan nantinya juga bidan. Harapannya, dengan memilah sampah dari rumah, bisa menjadikan sampah sebagai circular economy dan masyarakat pun punya kesadaran,” ucap Anton. Dalam jangka panjang, Yakult berharap kolaborasi dengan IBI bisa menghasilkan tiga hal: zero stunting, zero mortality, zero waste. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by pch.vector on Freepik