Ini 4 Kontrasepsi Darurat yang Direkomendasikan WHO
kontrasepsi_darurat_rekomendasi_WHO

Jangan Keliru, Ini 4 Kontrasepsi Darurat yang Direkomendasikan WHO

“Kehamilan yang tidak direncanakan bisa jadi bencana dalam keluarga,” ujar Dr. dr. Herbert Situmorang, Sp.OG. itu sebabnya, penting menggunakan kontrasepsi. Tidak lain untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Namun bagaimana bila ‘kecolongan’. Misalnya gagal melakukan senggama terputus, berhubungan tanpa menghindari waktu ovulasi, tidak pakai kondom, atau lupa minum pil KB? “Cara terakhir adalah menggunakan kontrasepsi darurat,” imbuhnya.

Kontrasepsi darurat bukanlah aborsi. Pada intinya, pil kontrasepsi darurat bekerja dengan mencegah ovulasi (pelepasan sel telur matang dari ovarium ke tuba falopi). Dengan demikian, kehamilan bisa dicegah. Namun bila telah terjadi pembuahan ovum oleh sperma, maka kontrasepsi darurat tidak menggugurkan kandungan. Untuk itu makin cepat kontrasepsi darurat diaksis, efektivitasnya makin baik.

 

4 Kontrasepsi Darurat Rekomendasi WHO

Jangan lagi menggunakan cara-cara aneh seperti makan nanas muda dan minum soda untuk menggugurkan kandungan. Gunakanlah kontrasepsi darurat, yang telah terbukti efektif dan aman mencegah kehamilan seusai hubungan seksual tanpa proteksi. Berikut ini empat macam kontrasepsi darurat yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

1. Levonorgestrel (LNG)

LNG adalah salah satu dari dua jenis pil kontrasepsi darurat atau post pill/morning after pill. LNG sebenarnya merupakan progestin (progesteron sintetis), tapi untuk post pill, dosisnya besar. Yaitu 15 mg dosis satu kali minum, atau 0,75 gr dua kali minum dengan jarak 12 jam di antaranya. “Waktu paling efektif minum pil LNG yaitu kurang dari 72 jam. Bahkan lebih efektif lagi bila diminum dalam 12 jam setelah hubungan yang tidak terproteksi,” jelas Dr. dr. Herbert, dalam webinar CONCEPTA, Sabtu (25/9/2021).

2. Ulipristal asetat (UPA)

Selain LNG, post pill lainnya yaitu UPA. UPA adalah selective progesterone receptor yang menepati reseptor hormon progesteron dalam tubuh. Keunggulannya dibandingkan LNG, UPA bisa mencegah ovulasi sekalipun telah terjadi peningkatan LH (luteinizing hormone), hormon yang menginduksi proses ovulasi. Selain itu, “UPA masih memberi efek yang baik setelah tiga hari, selama belum lewat lima hari.” Pil UPA cukup diminum 1x, dengan dosis 30 mg.

3. Metode Yuzpe

Ini adalah metode yang diperkenalkan oleh ginekolog asal Kanada Albert Yuzpe. Metode ini menggunakan pil kontrasepsi kombinasi biasa, tapi diminum dalam dosis tertentu. Yang disarankan adalah pil kontrasepsi kombinasi dengan kandungan ethynil estradiol (EE) + LNG.

“Yang perlu diperhatikan adalah kadar EE harus mencapai minimal 0,1 mg, dan LNG minimal 0,5 mg sekali minum,” terang Dr. dr. Herbert. Saat ini, rerata pil KB kombinasi mengnadung 0,2 – 0,3 mg EE dan 0,15 mg LNG. Maka bila menggunakan pil KB kombinasi dengan kandungan EE sebesar 0,2 mg, minumlah 5 butir pil sekaligus, lalu minum 5 butir pil lagi 12 jam kemudian.

Efektivitas metode Yuzpe tidak sebaik LNG atau UPA, dan ada kemungkinan efek samping seperti mual dan muntah karena harus minum pil begitu banyak dalam sekali tenggak. Namun pil LNG atau UPA mungkin tidak tersedia di daerah terpencil, padahal pil harus diminum dalam 72 jam (3 hari). “Untuk itu di daerah, metode Yuzpe masih bisa dimanfaatkan,” tegas Dr. dr. Herbert. Metode ini masih efektif mencegah kehamilan tanpa proteksi hingga 2/100 kehamilan, dibandingkan tapa kontrasepsi darurat apapun dengan risiko terjadinya kehamilan 8/100.

4. IUD

Selain pil, IUD atau spiral juga bisa dimanfaatkan sebagai kontrasepsi darurat. Berbeda dengan pil yang bekerja mencegah ovulasi, IUD bekerja dengan mencegah fertilisasi atau pembuahan ovum oleh sperma. IUD efektif sebagai kontrasepsi darurat bila dipasang hingga 5 hari setelah hubungan tanpa proteksi, bahkan sekalipun telah terjadi ovulasi. Keistimewaan IUD, bisa terus dipakai sebagai kontrasepsi jangka panjang.

 

Kontrasepsi darurat memang efektif mencegah kehamilan. Namun jangan selalu mengandalkannya. Jauh lebih baik dan aman menggunakan kontrasepsi rutin. Jangan lupa, kontrasepsi darurat membutuhkan resep dokter. Itu berarti, harus segera ke dokter untuk mendapatkan resep, dan segera meminum pil sebelum 72 jam.

“Kontrasepsi darurat bisa dibeli di toko online, tapi tetap harus dengan menyertakan resep dokter,” ujar Dr. dr. Herbert. Bisa pula memanfaatkan layanan telemedicine untuk mendapatkan resep kontrasepsi darurat sekaligus menebus resepnya, agar lebih praktis.

Bagaimana penggunaan kontrasepsi rutin setelah menggunakan pil kontrasepsi darurat? “Untuk LNG dan metode Yuzpe, bisa langsung lanjut menggunakan pil kontrasepsi, atau menunggu setelah haid,” terang Dr. dr. Herbert. Adapun setelah menggunakan UPA, perlu menunggu dulu 5 hari sebelum mulai pil kontrasepsi rutin. “Bila diminum sebelum lima hari, akan mengurangi efektivitas UPA karena berebut menempati reseptor progesteron,” tutupnya. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Woman photo created by drobotdean - www.freepik.com