batasan wanita hamil boleh minum kopi

Berapa Batasan Aman Wanita Hamil Boleh Minum Kopi?

Ngopi pagi atau sore sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat modern yang sulit ditinggalkan. Termasuk pada wanita hamil, kerap kali sulit untuk merubah kebiasaan ini. Padahal konsumsi kafein adalah salah satu yang perlu disesuaikan selama masa kehamilan.

Saat dikonsumsi selama kehamilan, diketahui kafein mampu melintasi plasenta ke janin. Terlebih, seiring perkembangan kehamilan, tubuh akan melambat dalam memetabolisme obat atau zat asing; apakah ini menyebabkan efek jangka pendek atau panjang pada kesehatan bayi saat ia dewasa masih diperdebatkan.

Saat ini, American College of Obstetricians and Gynecologists serta American Pregnancy Association menyarankan wanita hamil hanya bisa mengonsumsi kafein < 200 mg per hari, atau setara dengan satu hingga dua cangkir kopi.

National Health Service (NHS) di Inggris dan the European Food Safety Authority (EFSA) juga membatasi konsumsi kafein sekitar 200 mg per hari selama kehamilan. Sementara WHO menetapkan asupan kafein tinggi selama kehamilan adalah melebihi 300 mg.

Batasan yang dikeluarkan rata-rata mirip, tapi baru-baru ini ada penelitian yang sedikit nyeleneh. Adalah sebuah riset tentang dampak minum kopi (kafein) pada perkembangan otak janin.

Tinjauan naratif yang dimuat di British Medical Journal tersebut menemukan tidak ada batasan aman minum kafein selama kehamilan, atau bahkan saat masih dalam program kehamilan.

Dalam riset (juga ditulis di jurnal Neuropharmacology, Maret 2020) peneliti memindai sekitar 4000 otak anak usia 9-10 tahun yang selama kehamilan ibunya tetap minum kopi lebih dari satu cangkir seminggu.

Otak mereka menunjukkan perubahan serupa di jalur otak tertentu. Penulis mengatakan ini berkaitan dengan masalah perilaku seperti hiperaktif dan kesulitan memusatkan perhatian. Dari temuan tersebut peneliti menyimpulkan bila “panduan konsumsi kafein selama kehamilan yang ada saat ini” butuh penyesuaian.  

Belum cukup kuat

Satu riset belum cukup kuat untuk mempengaruhi panduan yang ada saat ini. Sebagian besar data menunjukkan bahwa dosis kafein harian < 300 mg tidak meningkatkan risiko gangguan kehamilan, kesuburan atau perkembangan saraf yang merugikan.

Temuan ini sempat menjadi berita utama, tetapi para ahli lain sejak itu menyebut kesimpulan tersebut ‘mengkhawatirkan’. Mereka berpendapat bahwa riset tersebut tidak bisa menggantikan semua bukti (dalam penelitian lain) bahwa minum kopi dalam jumlah terbatas tetap aman untuk mayoritas wanita hamil.

Riset lain (tahun 2020) pada 64.000 wanita hamil yang minum kopi menunjukkan bila konsumsi dosis rendah hingga sedang tidak menyebabkan perkembangan saraf yang negatif pada anak-anak hingga umur 8 tahun.

Sementara penelitian di Norwegia melaporkan bahwa wanita hamil rata-rata hanya mengonsumsi 130 mg kafein per hari, dan biasanya jumlah tersebut berkurang seiring perkembangan kehamilan mereka.  

Sebagai catatan, riset-riset terdahulu menunjukkan kadar kafein yang tinggi selama kehamilan bisa menyebabkan keguguran atau bayi berat lahir rendah (BBLR). (jie)