Anak laki-laki usia remaja berpawakan pendek? Jika bukan berasal dari keluarga rata-rata pendek, Anda perlu waspada: jangan sampai terjadi pubertas terlambat.
Pubertas merupakan tahap perkembangan seorang anak menjadi lebih matang secara seksual. Pubertas pada anak laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosteron, sementara pada perempuan oleh hormon estrogen.
Di awal masa pubertas, hormon tersebut akan merangsang pertambahan tinggi badan, salah satunya dengan meningkatkan nafsu makan. Usia pubertas normal laki-laki adalah antara 9 – 14 tahun.
Dalam masa ini, anak laki-laki akan merasakan beberapa perubahan di tubuh mereka. Ditunjukkan dengan tanda awal berupa pertambahan ukuran (volume) testis dan penis. Selain itu anak mulai mengalami mimpi basah, karena tubuh akan memroduksi lebih banyak testosteron dan sperma selama masa pubertas berlangsung.
Tanda lainnya adalah perubahan bentuk tubuh (ukuran lengan, kaki, bahu bertambah besar), perubahan suara, berjerawat dan perubahan bau badan (kelenjar keringan lebih aktif akibat peningkatan hormon selama pubertas).
“Pubertas pada anak laki-laki ini sangat penting ketika ia menjadi remaja dan juga untuk (mempersiapkan) sistem reproduksinya nanti,” terang Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), dalam acara LIVE@apap_pediatric, Minggu (18 Juni 2023).
Pada masa pubertas, terjadi pelepasan hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) dari kelenjar pituitari di otak. Hormon ini akan memberi sinyal kepada testis untuk memroduksi hormon testosteron dan sperma.
Hormon testosteron dan sperma dibutuhkan untuk reproduksi. Jika pubertas terhambat - bahkan lebih parahnya tidak terjadi – fungsi reproduksi juga terhambat. Keterlambatan pubertas anak menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan maturasi tulang.
Dikatakan pubertas terlambat pada anak laki-laki bila tanda pubertas awal (penambahan volume testis) belum muncul pada usia 14 tahun. Atau, tidak berkembangnya rambut pubis (rambut kemaluan) pada usia 15 tahun atau > 5 tahun baru terjadi pembesaran testis dan penis.
Keterlambatan pubertas harus segera diterapi karena anak akan terlihat pendek (dibanding teman sebayanya) dan terlihat seperti anak-anak. Keadaan ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan psikologis bagi si anak.
“Pubertas terlambat pada anak laki bisa sederhana, complicated atau cukup sulit. Bisa karena masalah kromosom atau tumor, dll. Pengobatannya tergantung penyebabnya dan berapa lama. Ada yang diobati 6-9 bulan, ada yang beberapa tahun, bahkan ada yang selamanya dapat (injeksi) hormon” terang Prof. Aman.
Penyebab pubertas terlambat pada anak laki-laki antara lain constitutional delay of growt and puberty (CDGP), tumor, kelainan genetik, kelainan kromosom (akibat sindrom Klinefelter) dan lainnya.
Kabar baiknya, pubertas terlambat ini bisa diterapi. Antara lain dengan pemberian injeksi hormon testosterone, hCG (human Chorionic Gonadotropin; untuk memicu testis memroduksi testosteron) dan FSH (follicle stimulating hormone; untuk mengendalikan produksi sperma dan perkembangan organ kelamin).
“Kita harus memastikan pubertas tejadi tepat waktu pada anak laki-laki, jangan sampai terlambat,” pungkas Prof. Aman. (jie)