Virus Adeno, Pengobatan Baru Hemofilia | OTC Digest

Virus Adeno, Pengobatan Baru Hemofilia

Bermain, terjatuh dan berdarah adalah hal yang lumrah pada anak-anak. Jika tidak parah, luka akan sembuh dengan sendirinya. Hal ini tidak terjadi pada penderita hemofilia; darah terus mengalir karena tidak bisa membeku.

Hemofilia merupakan keadaan, di mana tubuh seseorang mengalami cacat genetik  pada kromosom x atau autosom. Ini menyebabkan penderita kekurangan faktor 8 (penyebab hemofilia A), faktor 9 (hemofilia B) dalam pembekuan darah.

Akibatnya, jika terluka proses pembekuan darah tidak secepat orang pada umumnya. Jika jumlah faktor 8 atau 9 kurang dari 1%, akan terjadi perdarahan. Inilah yang terjadi pada penderita hemofilia.

Baca juga : Hemofilia, Darah Sulit Membeku

Pada penderita hemofilia berat, perdarahan bisa terjadi tiba-tiba tanpa sebab. Perdarahan dalam (internal bleeding) di persendian akan menyebabkan rasa sakit, bengkak dan jika tidak dirawat dapat menyebabkan kerusakan permanen. Dan bila perdarahan tidak segera dihentikan, dapat berakibat fatal hingga kematian.

Sejauh ini, pengobatan hanya melalui suntikan tambahan faktor 8 atau transfusi rutin kriopresipitat-AHF bagi penderita hemofilia A. Tambahan faktor 9 atau transfusi plasma beku segar bagi penderita hemofilia B, minimal 2x sebulan dengan biaya yang relatif besar.

Harapan baru

Penelitian yang dilakukan oleh Amit C. Nathwani, M.B, PhD., dkk dari University College London Cancer Institute dan St. Jude Children’s Research Hospital in Memphis, Tennesse, menunjukkan bahwa penderita hemofilia, terutama tipe B, punya harapan untuk sembuh.  

Caranya dengan memasukkan virus Adeno yang sudah dimodifikasi ke dalam tubuh penderita, untuk menginfeksi sel hati sehingga mampu memroduksi protein pembeku darah. Penelitian dilakukan pada 6 penderita hemofilia, yang masing-masingnya menerima satu infus bahan genetik sehat selama 20 menit.

Dari pemberian virus ini terlihat adanya kenaikan level faktor 9 pada responden yang biasanya pada orang normal sebanyak 1%, meningkat menjadi 2% setelah virus diberikan selama 16 bulan dengan dosis rendah. Selama periode tersebut, tidak terjadi perdarahan spontan.

Responden yang diberi dosis sedang, faktor 9 naik sampai 4%. Tidak terjadi perdarahan spontan walau responden melakukan aktivitas fisik seperti bermain bola. Pada mereka yang mendapat dosis tinggi, bahkah mampu memiliki 8 - 12 % dalam 8 minggu. Hasil keseluruhan adalah empat dari penderita tampak ada perbaikan, yakni bisa menghentikan terapi yang selama ini mereka jalani.

“Peningkatan tersebut sangat berguna bagi penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka tidak perlu khawatir jika mengalami luka kecil, seperti saat berolahraga,” papar Nathwani.

Penderita tetap harus menjalani terapi seperti biasa, jika mengalami trauma / benturan keras seperti tabrakan, kejatuhan benda berat atau operasi. Walau menunjukkan hasil yang menjanjikan, penelitian ini masih memerlukan studi yang lebih lanjut, terutama  untuk melihat efek samping yang mungkin muncul di kemudian hari. (jie)