Susu Kedelai Bermanfaat Atasi Alergi Susu Sapi, Tetapi Bagaimana Dengan Gangguan Hormon Seks Yang Disebabkannya? | OTC Digest

Susu Kedelai Bermanfaat Atasi Alergi Susu Sapi, Tetapi Bagaimana Dengan Gangguan Hormon Seks Yang Disebabkannya?

Susu isolat protein kedelai menjadi salah satu solusi pengganti susu sapi yang direkomendasikan pada anak-anak dengan alergi susu sapi. Susu formula dari kedelai ini menjadi alternatif yang paling terjangkau oleh harga beli masyarakat.

Riset oleh Prof. Yvan Vandenplas, pakar gastroenterologi  dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia (tahun 2014) mendapati konsentrasi hemoglobin, protein, zinc dan kalsium, serta kandungan mineral tulang pada anak-anak pengonsumsi susu kedelai ini tidak berbeda secara signifikan dengan anak-anak yang tidak mengonsumsinya.

Demikian juga pada tingkat imunisasi dan parameter sistem saraf. “Tingkat estrogen pada anak yang mengonsumsi susu isolat protein kedelai ditemukan lebih tinggi, namun tidak ditemukan bukti kuat adanya dampak negatif terhadap fungsi dan hormon organ seksual,” tukas Prof. Yvan saat berkunjung ke Jakarta.  

Isolat protein kedelai tersebut mengandungan protein tinggi yang setara dengan susu sapi. Seperti halnya pada ASI, kalsium dan fosfor pada susu formula soya memiliki perbandingan 2: 1 untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi yang kuat.

Biasanya susu formula kedelai juga diperkaya asam lemak esensial, yaitu omega-6 dan omega-3 sebagai bahan dasar pembentukan AA & DHA untuk tumbuh kembang otak yang optimal.

“Kesimpulan dari penelitian kami adalah susu dengan isolat protein kedelai adalah alternatif yang aman bagi anak-anak penderita alergi protein susu sapi,” tegas Prof. Yvan.

Yang perlu diingat pada bayi dengan alergi susu sapi adalah, pemberian susu formula hidrolisat ekstensif tetap harus dipertimbangkan. Karena 10-14% bayi penderita alergi susu sapi juga alergi pada protein kedelai.

Pilihan susu yang aman

Sementara menurut Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sebenarnya pilihan pertama adalah dengan memberikan susu formula (dari sapi) hidrolisat ekstensif. Ini artinya protein susu sapi sudah dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga dapat diterima tubuh anak.

Susu hidrolisat ekstensif terbukti efektif mengatasi alergi susu sapi. “Tapi masalahnya adalah harganya mahal, rasanya pahit sehingga anak tidak suka dan sulit mendapatkannya (tidak tersedia di banyak tempat),” kata dr. Zaki.

Alternatif berikutnya adalah memberikan susu formula asam amino (protein susu sapi dipecah lebih kecil dari susu formula hidrolisat ekstensif) jika anak menolak minum formula hidrolisat ekstensif. Namun, formula asam amino bahkan tidak direkomendasikan di Eropa dan Amerika Serikat karena harganya yang terlalu mahal.

Studi yang dilakukan di Inggris, berdasarkan besarnya biaya pada tatalaksana alergi susu sapi 60% pasien memilih menggunakan susu kedelai, 18% formula hidrolisa ekstensif dan 3% susu formula asam amino.

“Susu isolat protein kedelai dulu pemberiannya hanya untuk usia > 6 bulan, namun saat ini beberapa produk bahkan dapat diberikan < 6 bulan karena formulanya sudah lebih sempurna sehingga risiko menimbulkan alergi lebih kecil,” pungkas dr. Zaki. (jie)