Sains Sekitar Kita: Ancaman stunting di Indonesia dan cara mengatasinya | OTC Digest
anak_stunting_kecerdasan_pendek

Sains Sekitar Kita: Ancaman stunting di Indonesia dan cara mengatasinya

Ahmad Nurhasim, The Conversation

Satu dari tiga bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia Indonesia terkena stunting alias kekurangan gizi kronis akibat kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan. Di Indonesia ada 9 juta anak yang menderita stunting. Penyebab langsungnya terkait konsumsi makanan dan penyakit, khususnya infeksi.

Stunting bukan hanya perkara kekurangan gizi kronik yang menyebabkan tubuh-tubuh bayi jadi pendek melain soal perkembangan kecerdasan sampai dengan masa depan bangsa. Nusa Tenggar Timur adalah daerah tempat anak-anak paling banyak terkena gizi buruk.

Ahmad Syafiq, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengatakan stunting bukan persoalan bencana individu lagi tapi sudah bencana populasi. Karena itu, penanganannnya juga harus melibatkan populasi secara keseluruhan. Akibat stunting kita mengalami kerugian Rp 300 triliun per tahun dan menurunkan PDB sebesar 3%.

Stunting berdampak bukan hanya pada tinggi badan. Gizi buruk menyebabkan kapasitas intelektual terbatas sehingga dalam jangka panjang bisa mengurangi kinerja atau prestasi sekolah belajar seorang anak. Pada gilirannya kelak akan membatasi pilihan-pilihannya dalam hal ekonomi dan produktivitas. Syafiq memberikan strategi mengakhiri stunting yang dimulai dari masa kehamilan.

The ConversationEdisi ke-14 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Hilman Handoni dan narator Malika. Selamat mendengarkan!

Ahmad Nurhasim, Editor Sains + Teknologi, The Conversation

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.

__________________________________

Ilustrasi: Archie Binamira / Pexels.com