Fimosis pada penis. Istilah ini jarang kita dengar. Tetapi tahukah Anda bila mereka dengan penis fimosis tidak segera disunat, membuatnya gampang mengalami demam.
Sunat merupakan tindakan memotong atau menghilangkan sebagian kulit penutup depan (kulup) penis. Dalam bahasa medis tindakan ini disebut sirkumsisi (circumcision) yang diambil dari kata Latin circum (memutar) dan ceedere (memotong).
Sementara itu, fimosis merupakan adalah keadaan di mana terdapat konstriksi / penyempitan ujung kulit depan (foreskin) penis. Menyebabkan kulup tidak dapat ditarik ke belakang.
Fimosis biasanya ditemukan karena faktor genetik (bawaan sejak lahir). Namun bisa pula diakibatkan tidak menjaga kebersihan area penis, atau akibat penarikan (paksa) kulup berulang sehingga timbul jaringan parut.
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, dari Rumah Sunatan, Bekasi, fimosis terjadi pada 20-40% bayi/anak-anak. Fimosis dapat menetap dan fimosis berat dapat menyebabkan saluran kemih tertutup. Akibatnya, kulup tampak menggembung saat berkemih. Setelah tekanan dalam gelembung tinggi, barulah air seni ke luar.
Dari kondisi ini timbullah masalah, yakni adanya endapan (mengkristal) sisa cairan kemih. Bagian dalam penis pun cenderung menjadi lembab, menyebabkan kuman lebih gampang berkembang biak. Memicu infeksi saluran kemih.
“Biasanya kalau anak radang demam yang diperiksa tenggorokannya, ada/tidak pembekakan amandel. Padahal bisa disebabkan karena infeksi kuman di penis akibat fimosis,” ujar dr. Mahdian. “Awal-awal infeksi hanya terjadi di kulit, lebih lama lagi berkembang sampai ke glans (kepala) penis, selanjutnya masuk ke saluran kemih.”
Kelainan ini juga berhubungan erat dengan kejadian parafimosis, yakni setelah kulup berhasil ditarik ke belakang, ia tidak bisa kembali ke posisi semula. Kepala penis terjerat kulup.
Ibarat ujung jari yang diikat kencang dengan karet, parafimosis menyebabkan gangguan sirkulasi darah di penis. Biasanya anak akan mengeluh sakit dan terjadi pembengkakan pada ujung penis.
Pada kasus ini tindakan medis (sunat) wajib segera dilakukan untuk mencegah nekrosis (pembusukan) di sekitar kepala penis. “Ini yang sering disebut orang sebagai disunat jin. Tahu-tahu penis seperti disunat, padahal itu kulup yang tidak bisa kembali ke depan,” tambah dokter yang juga pendiri Jakarta Pain & Spine Center ini.
Pada kasus fimosis dan parafimosis sunat / khitan akan menyelesaikan masalah. (jie)
Baca juga : Balanitis, Infeksi Saluran Kemih Akibat Penumpukan Smegma di Penis