Gelombang kedua COVID-19 di Indonesia tidak hanya menghantam orang dewasa, tapi juga anak-anak. Menurut data Nasional, konfirmasi COVID-19 pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5%. Ini berarti, 1 dari 8 kasus konfirmasi COVID-19 adalah anak-anak. Kenyataan ini tentu membuat orang tua bertanya-tanya, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi COVID-19 pada anak.
COVID-19 memang penyakit yang luar biasa, karena bisa menyerang semua organ tubuh. “Yang menjadikan penyakitnya parah dan bisa menyebabkan kematian, yaitu kalau mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru,” terang dokter spesialis anak dr. Natasya Ayu Andamari, Sp.A.
Tentu saja, sebagai orang tua kita khawatir. “Apalagi, imunitas atau kekebalan tubuh anak belum sebaik orang dewasa,” ujar dr. Natasya, dalam diskusi daring bertajuk Trik Jaga Kesehatan Fisik & Mental Anak Selama Pandemi bersama GoodDoctor, Sabtu (24/7/2021).
Pertolongan Pertama COVID-19 pada Anak
Lalu, apa yang bisa orang tua lakukan sebagai pertolongan pertama COVID-19 pada anak, menurut dokter? Yang pasti, kenali gejalanya dulu. Gejala COVID-19 pada anak bisa berbagai macam. Antara lain demam, batuk, pilek, muntah, mencret/diare, dan ruam di kulit. “Ini masuk kategori anak dicurigai terinfeksi COVID-19,” ucap dr. Natasya.
Terutama bila lingkungan sekitar anak berisiko terhadap COVID-19. “Misalnya keluarga atau orang di sekitar anak sering keluar rumah, meski si anak sendiri tidak ke mana-mana. Inilah benang merahnya,” lanjutnya. Dengan dua kondisi tadi, sebaiknya lakukan tes pada anak, untuk memastikan kecurigaan.
Adapun pertolongan pertama yang bisa dilakukan bila anak menunjukkan gejala COVID-19, “Beri obat sesuai gejalanya.” Semisal anak mengalami demam, maka berikan ia obat penurun panas; bila anak diare, berikanlah obat anti diare, dan seterusnya.
Melindungi si Kecil agar Terhindar dari COVID-19
Sayangnya, anak <12 tahun belum bisa mendapat vaksin COVID-19. Namun masih ada cara untuk melindunginya dari pagebluk ini. “Yang paling sederhana adalah mencukupi kebutuhan nutrisi anak dari makanan, sesuai pedoman gizi seimbang,” ungkap dr. Natasya.
Jangan lupakan pula waktu tidur yang cukup. “Kelihatannya simple, tapi krusial. Tidur cukup sangat penting untuk meningkatkan imunitas anak,” tegas dr. Natasya. Untuk meningkatkan proteksi, lengkapi vaksinasi anak. Misalnya DPT, BCG, campak, flu, dan lain-lain. “Sangat berisiko bila anak dia tidak mendapat proteksi dari vaksinasi rutin. Ini yang bikin drop, dan anak bisa meninggal,” imbuhnya.
Jangan lupa terapkan protokol kesehatan (prokes) 5M pada anak: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan bila mengajak si Kecil keluar rumah, dan mengurangi mobilitas. Sebisa mungkin, usahakan anak tetap di rumah saja, kecuali benar-benar penting.
Perlukah anak minum vitamin? “Untuk vitamin yang aman diminum setiap hari, IDAI merekomendasikan vitamin D,” ujar dr. Natasya. Sekarang ditambah vitamin C; ini juga aman diminum setiap hari. Tentu, dengan dosis yang direkomendasikan untuk anak. Untuk vitamin yang lain, belum ada rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: School photo created by our-team - www.freepik.com