Eksim atau dermatitis atopik (DA) bisa sangat mengganggu, gatal yang ditimbulkan bisa membuat bayi sulit tidur, dan rewel. Riset menyebutkan pemberian pelembap emolien pada masa bayi mencegah eksim.
Eksim susu menurut Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) menyerang 11-15% anak Indonesia, dan merupakan salah satu dari 10 penyakit kulit terbanyak yang dialami bayi dan anak-anak.
Eksim merupakan penyakit kronis kronik berulang yang berkaitan dengan kelainan sawar (barrier) kulit. Menyebabkan peningkatan kecepatan hilangnya air di kulit, penurunan integritas sel-sel kulit dan kulit menjadi lebih rentan teriritasi oleh bahan iritan dan alergen.
Gejala eksim pada bayi biasanya muncul pertama kali pada usia 3-6 bulan. Namun, di beberapa kasus, eksim bisa saja baru muncul di usia 2 tahun.
Selain gatal, eksim dapat menimbulkan gejala lain berupa ruam merah pada kulit, serta kulit kering dan pecah-pecah. Kulit yang mengalami eksim juga kadang bisa luka dan berdarah, akibat digaruk terlalu keras/sering.
Prinsip utama terapi eksim adalah menjaga kelembapan kulit, menggunakan pelembap. Pelembap penting untuk mengurangi kehilangan cairan di permukaan kulit, meningkatkan fungsi barrier (pertahanan) kulit dan menormalkan proses keratinisasi (pergerakan sel kulit ke lapisan atasnya).
Pemberian pelembap pada kulit yang sangat kering dapat mencegah kulit terkelupas ketika digaruk. Pelembap diberikan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi, sehingga pelembap yang dioleskan akan mempertahankan kelembapan kulit.
Oleskan pelembap sejak usia 6 minggu
Beberapa penelitian telah mengevaluasi pemberian emolien untuk mencegah eksim pada bayi. Salah satunya meta-analisis dilakukan oleh Youjia Zhong, dkk, yang ingin melihat manfaat pemberian pelembap sejak 6 minggu pertama kehidupan.
Tim peneliti menyisir berbagai studi ilmiah yang diterbitkan antara 2000 – 2020 yang menilai efek pelembap emolien pada bayi berusia 6 minggu, terhadap perkembangan DA di usia 24 bulan, dibandingkan bayi tanpa pelembap.
Dari 1.486 artikel yang teridentifikasi, 10 penelitian memenuhi kriteria inklusi. Pada bayi yang diberikan pelembap emolien, tidak terdapat penurunan signifikan perkembangan eksim, dibandingkan kelompok kontrol.
Namun, peneliti melihat terdapat manfaat signifikan emolien sebagai pencegahan eksim pada populasi risiko tinggi (8 penelitian). Ada juga manfaat yang signifikan di mana pelembap emolien digunakan terus menerus sampai pada penilaian (tes) dermatitis atopik. Tetapi tidak ketika pengobatan dihentikan untuk jangka waktu sebelum penilaian DA.
Dalam kesimpulannya peneliti menulis, “Pemberian pelembap emolien yang dimulai pada awal masa bayi dapat mencegah munculnya eksim, terutama pada populasi berisiko tinggi, dan bila digunakan terus menerus.” Riset ini diterbitkan di jurnal Allergy 2022.
Pelembap ideal
Secara umum produk perawatan kulit terbagi menjadi beberapa jenis, seperti emolien (lemak dan minyak), squalene (minyak), humektan dan oklusif, yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
Emolien berfungsi dengan mengisi celah di antara sel kulit kulit yang rusak, menjadikan permukaan kulit lebih halus. Sementara bahan-bahan humektan akan menarik dan mengikat air dari atmosfer dan struktur kulit di bawah kulit ari.
Bahan oklusif bermanfaat untuk menurunkan hilangnya air di permukaan kulit, sekaligus proteksi terhadap kulit yang sedang radang.
Dalam Panduan Diagnosis dan Tatalaksana DA di Indonesia oleh PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Indonesia) dijelaskan bahwa pemberian pelembap secara rutin merupakan pengobatan lini pertama untuk eksim.
Pelembap yang direkomendasikan harus mengandung bahan humektan, emolien dan oklusif. (jie)