hipertensi paru dapat menyerang bayi dan anak

Hipertensi Paru Dapat Menyerang Anak, Perhatikan Bila Kuku Membiru dan Sesak Napas

Hipertensi paru dapat menyerang bayi dan anak-anak. Pada anak, kasus terbanyak adalah idiopatik atau tidak diketahui sebabnya. Data Asosiasi Hipertensi Paru Indonesia, dari total pasien 10% adalah anak-anak. Dr. Ganesja M Harimurti, SpJP(K), dari RS. Jantung Harapan Kita, Jakarta, menyatakan pada bayi yang baru lahir penyakit ini sering tidak terdeteksi, karena tidak ada tanda-tanda signifikan. Hanya, bayi biasanya susah minum dan bibir serta kukunya membiru. Bayi harus dibantu mesin jantung paru di ruang ICU, namun keberhasilannya sangat kecil.

Hipertensi paru pada anak yang mengidap penyakit jantung bawaan, bisa muncul saat bayi atau saat anak berusia empat tahun. "Hipertensi paru lebih cepat terjadi pada penyakit jantung bawaan, bila  sering terjadi infeksi paru," ujar dr. Ganesja.

Gejala klinik pada bayi dan anak berbeda dengan dewasa. Bayi/anak nafsu makannya menurun, gagal tumbuh, penurunan kesadaran, denyut jantung lebih cepat, mual muntah dan rewel (irritable). Hal ini karena terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa jantung (cardiac output /CO). Bayi/anak mungkin mengalami sianosis (kulit kebiruan/pucat). Sesak napas adalah gejala yang paling sering, terutama saat melakukan kegiatan fisik.

Anak bisa pingsan saat berdiam diri atau beraktivitas, akibat berkurangnya aliran darah ke otak. Pelebaran pembuluh darah tepi saat beraktivitas, bisa memperberat kondisi pingsan. Untuk menghindari hipertensi paru, anak yang mengidap penyakit jantung bawaan perlu segera ditangani dokter.

Ketika bayi menginjak awal masa anak-anak, gejala penyakit hipertensi paru mirip gejala pada orang dewasa, yaitu sesak napas saat beraktivitas dan nyeri dada akibat iskemia otot jantung kanan. Gejala gagal jantung kanan jarang ditemukan pada anak usia dibawah 10 tahun.

Penderita hipertensi paru harus menjalani gaya hidup sehat dan mengonsumsi obat. Tekanan arteri paru harus diusahakan normal, 30-40 mm hg. Jika tekanan di atas 40-60 mm hg, berarti tekanan sedang. Tekanan tinggi bila  70 -90 mm hg.

Belum ada obat atau terapi yang dapat menyembuhkan hipertensi paru. Dokter biasanya hanya memberikan obat sildenafil, untuk memperlebar pembuluh darah. Obat ini biasanya  dimanfaatkan oleh orang dewasa, untuk menambah stamina saat berhubungan intim.

Dengan gaya hidup sehat (diet, teratur minum obat, cukup istirahat, dan lain-lain), dalam batas tertentu penderita hipertensi paru dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. (jie)


Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com