gula darah rendah saat lahir picu kejang bayi berujung epilepsi

Gula Darah Rendah Saat Lahir Ditengarai Penyebab Utama Kejang Bayi, Berujung Pada Epilepsi

Hipoglikemi neonatal atau gula darah saat lahir menjadi penyebab utama kejang pada bayi, menurut riset yang dilakukan oleh Medgenomes Labs, bekerja  sama dengan dokter dari Santokba Durlabhji Memorial Hospital, Jaipur, India.

Kejang bayi (infantile spasms / IS) merupakan bentuk epilepsi yang umum, namun parah pada anak-anak. Kejang bayi biasanya terjadi pada tahun pertama kehidupan. Penyebab penting lain munculnya kejang bayi –yang nantinya menjadi epilepsi– adalah kelainan genetik, infeksi tertentu pada masa kehamilan atau kekurangan oksigen sehingga perkembangan otak janin tidak optimal. Kondisi ini membuat saat dilahirkan, bayi sudah punya ‘bakat’ epilepsi.  

Baca : Epilepsi Absen, Serangan Epilepsi Tanpa Kejang

Dalam riset ini, untuk pertama kalinya, evaluasi genetik menggunakan Next Generation Sequencing (NGS) yang berbasis Whole Exome Sequencing bisa mengidentifikasi penyebab genetik pada sebagian besar besar bayi yang mengalami kejang.

Tetapi yang lebih utama, “Temuan ini menyoroti bahwa gula darah rendah saat lahir adalah penyebab utama kejang bayi. Sering kali bayi saat lahir kesulitan menyusui, dengan sarana yang tidak memadai dan kurangnya dukungan untuk menyusui pada ibu baru, asupan ASI yang buruk ini menyebabkan rendahnya gula darah dan kerusakan otak bayi,” terang dr. Vivek Jain, spesialis saraf anak di Santokba Durlabhji Memorial Hospital, dilansir dari India Times.

Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan pedoman pengenalan dini dan manajemen optimal bayi baru lahir yang berisiko mengalami hipoglikemia untuk mencegah epilepsi parah ini, imbuhnya.

Ini adalah studi pertama yang menggunakan teknologi NGS untuk menelisik jauh ke dalam penyebab kejang bayi di populasi masyarakat India. Riset ini menunjukkan bahwa keluarga dan dokter perlu lebih waspada dalam mencegah gula darah rendah saat lahir untuk mencegah dampak neurologis yang signifikan di kemudian hari dalam kehidupan anak.

“Penundaan identifikasi dan pengobatan kejang bayi berhubungan erat dengan hasil dan respons yang lebih buruk terhadap pengobatan, dan juga pada masalah perkembangan saraf jangka panjang.

Sehingga penting bagi dokter anak, praktisi keluarga, dan masyarakat luas untuk dididik tentang identifikasi dini penyebab kejang bayi untuk merencanakan pencegahan dan perawatan yang tepat, ”kata Dr. Vedam Ramprasad, CEO, MedGenome. (jie)