COVID-19 bisa Merusak Jantung Anak meski Awalnya Tanpa Gejala
COVID-merusak-jantung

COVID-19 bisa Merusak Jantung Anak meski Tidak Menimbulkan Gejala Sebelumnya

Anak-anak umumnya jarang terjangkit COVID-19; kalaupun terjangkit biasanya hanya menunjukkan gejala ringan. Namun penelitian yang dilakukan di University of Texas Health Science Center San Antonio, Amerika Serikat, mengungkapkan hal yang sangat mengkhawatirkan. Ditemukan bahwa sindrom inflamasi multisistem pada anak (MIS-C) yang diyakini berkaitan dengan COVID-19 bisa merusak jantung anak.

Kerusakan jantung yang terjadi bisa jadi permanen. Kemungkinan, anak akan membutuhkan monitoring dan intervensi seumur hidup. Lebih mengerikan lagi, anak tak harus menunjukkan gejala klasik COVID-19 pada saluran napas atas seperti batuk dan radang tenggorokan. Bisa saja mereka terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apapun, lalu 3 - 4 minggu kemudian tubuhnya mengalami inflamasi berat hingga merusak jantung.

Analisis dari 662 laporan kasus MIS-C dari seluruh dunia sepanjang 1 – 25 Juli 2020 menemukan bahwa 100% anak mengalami demam, 73% sakit perut atau diare, dan 68% muntah-muntah. Tes EKG dilakukan pada 90% kasus, dan 54% di antaranya menunjukkan hasil abnormal. Sungguh menyesakkan dada, 11 anak meninggal dunia. Penelitian ini dipublikasi di EClinicalMedicine, yang diterbitkan oleh jurnal imliah bergengsi The Lancet.

 

Bagaimana COVID-19 bisa merusak jantung anak

MIS-C disebut sebagai penyakit anak-anak baru yang mematikan, karena menyerang berbagai sistem organ. Bisa mengenai jantung, paru, sistem pencernaan, atau sistem saraf. Jumlah peradangan yang ditimbulkan oleh MIS-C bahkan melampaui penyakit Kawasaki dan toxic shock syndrome. Utamanya, COVID-19 bisa merusak jantung anak akibat tingginya inflamasi yang terjadi. Penanda inflamasi pada MIS-C jauh di atas normal dibandingkan dengan awal infeksi COVID-19.

Berdasarkan analisis studi, mayoritas dari 662 anak menderita gangguan pada jantung, yang ditandai dengan penanda seperti troponin. Troponin adalah sejenis protein pada jantung, yang akan meningkat saat terjadi serangan jantung, peradangan, dan kerusakan otot jantung. Troponin pada anak dengan MIS-C naik hingga 50x dari kadar normal. Pada orang dewasa, troponin adalah penanda yang akurat untuk mendiagnosis serangan jantung.

Kerusakan jantung yang terjadi akibat MIS-C antara lain: pelebaran pembuluh darah koroner seperti yang terjadi pada penyakit Kawasaki; berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh jaringan tubuh; terbentuk aneurisma di pembuluh koroner pada 10% anak. Aneurisma adalah peregangan atau terbentuknya gelembung pada pembuluh darah. Anak-anak yang mengalami aneurisma adalah yang paling berisiko mengalami serangan jantung di kemudian hari.

Anak sehat pun bisa mengalami MIS-C setelah terkena COVID-19. Namun memang, studi menemukan, hampir separuhnya memiliki kondisi/penyakit dasar; separuh di antaranya kegemukan atau obes. Peneliti menyebut, secara umum, pasien yang obes, baik anak maupun dewasa menunjukkan hasil yang lebih buruk saat terkena COVID-19.

MIS-C menimbulkan inflamasi hebat dan potensi kerusakan jaringan pada jantung. Untuk itu, anak perlu terus dimonitor untuk memahami dampak yang mungkin terjadi dalam jangka panjang. (nid)

_____________________________________________

Ilustrasi: Medical photo created by freepik - www.freepik.com