camilan mengandung lebih banyak kalori

Camilan mengandung lebih banyak kalori dibanding yang Dibakar saat Olahraga

“Anak-anak adalah makhluk yang tidak bisa diam”. Ya, kita mengenal ujaran itu. Karena alasan itu pula banyak orangtua yang ingin menyalurkan energi anak mereka – yang seakan tidak ada habisnya- dengan olahraga. Tetapi penelitian mengungkapkan hal menarik, anak-anak ngonsumsi lebih banyak kalori dari camilan pasca-olahraga, dibanding yang mereka bakar saat olahraga.

Tak sedikit orangtua yang memasukkan anak mereka ke klub sepak bola, bulu tangkis atau pencak silat. Menjadi kebiasaan bila setelah aktivitas fisik yang melelahkan anak-anak menyantap camilan ‘seadanya’.

Penelitian terbaru dari Bringham Young University, Inggris menemukan bahwa konsumsi snack setelah olahraga mengandung lebih banyak kalori daripada yang mereka bakar selama berolahraga.

Artinya, maksud baik orangtua memberikan camilan kepada anaknya bisa berakibat buruk untuk si bocah.

Peneliti mengamati kebiasaan snacking setelah bermain sepak bola, baseball dan softball dari anak-anak kelas 3 dan 4, selama 189 pertandingan. Mereka mencatat aktivitas fisik para pemain serta asupan kalori dari camilan yang dikonsumsi.

Riset yang dipimpin oleh Prof. Lori Spruance, ini mendapati anak-anak itu rata-rata membakar 170 kalori per game-nya, sementara kalori dari camilan sekitar 213 kalori.

Dan hampir 90% dari camilan tersebut mengandung gula tambahan, dengan jumlah rata-rata 26,4 gram gula per sajian. Rekomendasi asupan gula harian untuk anak-anak adalah 25 gram.

Riset yang diterbitkan dalam American Journal of Health Behaviour ini juga menemukan rata-rata anak-anak hanya melakukan aktivitas fisik 27 menit per game; kelompok sepak bola menjadi yang paling aktif, sementara softball yang paling tidak aktif.

Sebagai panduan, para ahli menyarankan anak-anak sebaiknya melakukan aktivitas fisik selama sekitar 60 menit sejak ia berusia 5 tahun.

Penulis studi mengatakan, 43 ekstra kalori yang didapat anak-anak mungkin tidak terlalu banyak, tetapi jika anak-anak bermain satu atau dua kali seminggu, itu bisa berarti ribuan kalori ekstra gula dalam setahun.

"Dalam jangka panjang kebiasaan ini tidak akan membantu mengembangkan kebiasaan hidup sehat," kata Prof. Spruance.

Bagaimana itu terjadi

Menurut Jay Lovenheim, dokter anak dari Lovenheim Pediatrics, di Amerika Serikat, orangtua bermaksud memberikan hadiah setelah anaknya lelah berolahraga dengan makanan enak.

Snack yang "menyenangkan" itu sering kali terdiri dari jus, donat, cupcakes, keripik, atau makanan/minuman lain dengan banyak gula atau karbohidrat. "Dan bahkan minuman manis ini dikonsumsi selama permainan," kata Jay Lovenheim.

Masalahnya adalah, "Sebagian besar anak-anak tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup tinggi sehingga memerlukan penggantian cairan seperti itu (minuman manis)."

Untuk kegiatan atletik yang dilakukan sebagian besar anak usia sekolah dasar, Lovenheim menyaranakn air putih biasa merupakan pilihan yang lebih baik. (jie)