bahaya kurang tidur bagi remaja
bahaya kurang tidur bagi remaja

Bahaya Kurang Tidur Bagi Remaja: Picu Obesitas

Mengerjakan tugas sekolah, main game onlinestreaming YouTube atau nonton film di ponsel bisa dilakukan hingga tengah malam. Akibatnya banyak remaja yang kurang tidur. Riset menegaskan bahaya kurang tidur bagi remaja. 

Studi ini dilakukan oleh tim dari National Center for Cardiovascular Research, Spanyol. Melibatkan lebih dari 1.200 remaja (komposisi laki-laki dan perempuan seimbang). 

Peneliti mulai meneliti kebiasaan tidur pada usia 12 tahun, dan kemudian mengulangnya pada usia 14 dan 16 tahun. Selain kualitas tidur, peneliti juga mengukur indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, tekanan darah dan kadar gula mereka.

Rekomendasi waktu tidur bagi remaja usia 13 – 18 tahun adalah antara 8 – 10 jam. Tetapi peneliti menemukan bahwa di usia 12 tahun, hanya 34% remaja yang bisa memenuhi 8 jam waktu tidur per malam. 

Saat mereka berusia 14 tahun jumlahnya melorot menjadi 23%, dan di umur 16 tahun drop ke angka 19%.    

Menghubungkan dengan data kegemukan dan obesitas, pada usia 12 tahun, 21% termasuk kategori tersebut. Pada 14 tahun, jumlahnya bertambah menjadi 24%. Dan di usia 16 tahun, saat waktu tidur ada di level terendah, angka tersebut naik menjadi 27%. 

Riset yang dipimpin oleh Jesus Martinez Gomez ini menyoroti, semakin sedikit waktu tidur remaja, semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi gemuk atau obesitas. 

Tetapi perlu dicatat, kurang tidur bagi remaja akan memicu obesitas merupakan temuan baru. Para ahli belum bisa menjelaskan mekanisme pastinya. 

“Saat ini, ini adalah korelasi, bukan hubungan sebab-akibat. Tetapi orangtua perlu mempertimbangkan kaitannya,” kata Dr. Bruce Bassi, direktur medis dan pendiri TelepsychHealth. 

“Semua efek yang timbul akibat kurang tidur bagi remaja adalah kebalikan dari apa yang kita inginkan. Kurang tidur mengubah sisi otak kita menjadi lebih rewel dan mencari penenang, dan terkadang itu adalah makanan.” 

Dr. Laura Sterni, direktur dari John Hopkins Pediatrics Sleep Center menjelaskan, “Kita tahu bila kurang tidur akan merubah hormon penting. Ini akan menurunkan hormon yang membuat kita merasa kenyang, dan sebaliknya membuat rasa lapar kita meningkat.” 

Kurang tidur juga mempengaruhi bagaimana tubuh memetabolisme gula, menyebabkan resistensi insulin dan membuat konsumsi karbohidrat sederhana lebih menarik. 

“Dan ada fakta bahwa saat begadang, Anda punya kesempatan lebih banyak untuk makan, mungkin ngemil makanan tanpa berpikir saat berada di depan layar,” imbuh Dr. Sterni. 

Selanjutnya, Anda mengantuk di siang hari, menjadi tidak ingin berolahraga. Siklus gaya hidup yang berhubungan erat dengan faktor risiko obesitas.

Mengatasi kurang tidur bagi remaja

Kabar baiknya adalah ada beberapa data yang menunjukkan jika orangtua mengajari anak-anak tentang pentingnya tidur, mereka akan mendengarkan dan berusaha untuk mempertahankan kebisaan tidur yang sehat. 

“Ini sama pentingnya dengan menyikat gigi dan Anda harus selalu berusaha mendapatkan jumlah yang cukup,” Dr. Sterni menegaskan. 

Menurut Dr. Bassi usaha paling logis adalah mendorong waktu tidur lebih awal dan kurangi stimulasi sebelum tidur. Itu berarti menyiapkan kebiasaan screen time (menatap layar gawai) yang baik. 

Menurut pendekatan Greg F, et al, remaja usia 15 – 17 tahun hanya diperbolehkan menggunakan ponsel di area umum rumah (seperti ruang keluarga) dan harus mematikannya pada pukul 8:45 malam. Di pagi hari, ponsel belum boleh dipakai sampai tugas dan sarapan mereka selesai. 

Dorong para remaja untuk berolahraga di siang / sore hari. Ini akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk siap tidur di waktu yang wajar di malam hari. (jie)