Anak Kecanduan Main “Game” | OTC Digest
anak_kecanduan_game

Anak Kecanduan Main “Game”

Salam kenal Dr. dr. Sri. Dok, anak saya itu kecanduan main game. Pulang sekolah, pertama kali yang dicari pasti PS4-nya. Kalau sudah nge-game, tidak ingat makan apalagi belajar. Akhirnya saya simpan perangkat game-nya dan saya awasi dia dengan ketat agar tidak nongkrong di warung PS. Saya batasi main game hanya di akhir pekan. Tapi di sisi lain saya sedikit khawatir, jangan-jangan dia merasa tertekan dengan sikap saya yang berusaha disiplin, dan akhirnya dia memberontak / mencari pelarian ke hal lain yang lebih buruk, misalnya rokok.

Selama ini, nilainya selalu bagus bahkan ia juara bertahan peringkat satu di kelas (sejak kelas 1 SD), meski hobi main game dan jarang belajar.

Sebenarnya, apa saja dampak game bagi kesehatan anak Dok? Jujur, saya khawatir dengan kesehatan mata dan mentalnya; takut ia terlalu asik dengan game sampai lupa bersosialisasi dengan orang lain. Menurut Dokter, tindakan saya membatasinya main game hanya di akhir pekan apakah sudah tepat, ataukah berlebihan? Bagaimana sebaiknya? Mohon saran dari Dr. dr. Sri, terima kasih. Oh ya, usia putra saya sekarang 10 tahun.

Mela – Cigadung, Bandung

 

Jawaban

Ibu, terima kasih atas pertanyaannya. Saya ikut prihatin atas apa yang menimpa putra ibu. Terkait permainan game, tentunya ibu sdh bisa membayangkan akan dampak negatif yang akan terjadi baik terkait langsung dengan kesehatan fisik maupun rohani. Dengan banyak melakukan permainan game, ada beberapa akibat buruk antara lain:
1. Kesehatan fisik. Anak akan banyak meninggalkan kegiatan aktifitas fisik digantikan dengan kegiatan dengan membutuhkan aktifitas mata yang berlebihan. Kelelahan mata bisa terjadi sehingga bisa menyebabkan gangguan visual/penglihatan. Selain itu bisa menimbulkan rasa pusing, mual mual bahkan muntah muntah karena kelelahan mata. Akibat lain anak menjadi tidak teratur waktu makannya, sehingga menimbulkan gangguan lambung, energi kurang, daya taham menjadi rendah anak mudah sakit.

2. Terisolir dari lingkungan keluarga dan teman. Anak yang bermain game akan banyak meninggalkan aktifitas bersama orang lain. Akibatnya akan semakin jauh dengan dunia nyata. Banyak aktifitas yang berguna nenjadi tidak bisa diikuti misalnya: olah raga, belajar bersama, berkumpul dengan keluarga, dan lain lain.

3. Pengaruh buruk terhadap perilaku misalnya: kekerasan fisik, perilaku buruk / penyimpangan seksual, tahayul dan lain lain tergantung jenis game yang dimainkan. Anak juga menjadi lebih jauh dari agama karena pengaruh cerita cerita fiktif dari game atau karena juga banyak meninggalkan waktu waktu ibadah/ sholat/ mengaji. Secara psikologi anak menjadi depresi, kecanduan,  dan gelusah bahkan bisa menyebabkan nilai sekolah turun. Apabila terlalu lama bisa menyebabkan gangguan konsentrasi serta lebih hiperaktif.

Namun demikian menurut beberapa ahli dalam penelitiannya mengatakan bahwa permainan game bisa memberikan dampak positif antara lain berlatih berpikir,konsentrasi, beradaptasi dan melatih menerima tantangan, membaca matematika, dan memecahkan masalah. Untuk kasus tertentu bisa mengalihkan rasa sakit dan sebagai bentuk fisioterapi.

Berdasarkan dampak tersebut di atas, baik positif maupun negatif lebih baik tetap harus dibatasi untuk putra ibu bermain game.

Yang lebih utama lagi adalah mencari akar masalahnya kenapa putra ibu terlalu banyak bermain game atau bahkan merokok. Apakah ada rasa ketidak puasan dengan hubungan atau suasana dalam keluarga? Mengatasinya dengan mencoba menghindari atau menyelesaikan sebab sebab yang mungkin. Saya sarankan ibu berkonsultasi dengan psikolog anak.

Terima kasih semoga bermanfaat. Salam.

Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A(K)

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM / RSUP. dr. Sardjito Yogyakarta

__________________________________

Ilustrasi: ExplorerBob / Pixabay.com