Meluangkan waktu beberapa saat melakukan satu sesi yoga ternyata sangat bermanfaat bagi mereka yang mengalami migrain. Mereka yang rutin yoga 3 kali seminggu mendapat manfaat lebih daripada yang hanya mengonsumsi obat migrain.
Sebuah riset oleh Anand Kumar, Rohit Bhatia, dkk., yang diterbitkan di jurnal Neurology mengatakan bila yoga bisa mengurangi frekuensi, durasi dan nyeri akibat migrain. Ini mendukung riset sebelumnya yang menyatakan yoga bisa mengurangi nyeri migrain.
“Sementara hanya separuh dari mereka yang mengonsumsi obat migrain merasakan pengurangan yang berarti,” kata Dr. Rohit Bhatia, dari All India Institute of Medical Sciences.
Yoga sebagai terapi migrain
Bhatia dan tim meneliti 114 orang berusia antara 18 - 50 tahun. Mereka adalah penderita migrain episodik, yang berarti mengalami gejala sakit kepala antara 4 -14 kali per bulan. Secara acak partisipan dibagi menjadi dua kelompok : mereka yang hanya mendapat obat migrain, dan kelompok yang mendapat obat sekaligus melakukan terapi yoga.
Kedua kelompok mendapatkan obat sesuai rekomendasi dan konsultasi perubahan/pengaturan gaya hidup seperti bagaimana makan yang benar, memenuhi kebutuhan tidur dan olahraga.
Kelompok yoga melakukan latihan yoga satu jam dalam 3 kali seminggu, selama 1 bulan. Di dalam satu sesi yoga terdapat latihan pernapasan, meditasi dan yoga asana (gerakan-gerakan yoga). Setelah satu bulan pertama, mereka melakukan terapi yoga di rumah 5 kali seminggu, selama 2 bulan.
Partisipan diharuskan menulis semua informasi tentang migrain yang ia rasakan, seperti durasi episode, keparahan dan obat yang diminum.
Walau perbaikan tampak di kedua kelompok, manfaat yang lebih besar dirasakan oleh kelompok yoga. Awalnya rata-rata mereka mengalami sakit kepala 9,1 kali per bulan. Di akhir penelitian (3 bulan) terjadi pengurangan gejala sakit kepala hingga 4,7 kali per bulan (48%).
Pada kelompok yang hanya mendapat obat migrain, di awal riset dilaporkan rata-rata mengalami 7,7 kali sakit kepala tiap bulan, dan turun menjadi 6,8 kali per bulan (12%) di akhir penelitian.
Setelah 3 bulan, rerata obat yang diminum pada kelompok yoga turun 47%. Sementara rerata obat di kelompok satunya hanya turun 12 %.
“Hasil yang kami dapati menunjukkan bila yoga tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga biaya pengobatan migrain,” imbuh Dr Bhatia. “Ini bisa sangat bermanfaat, terutama untuk mereka yang tidak mampu. Obat resep untuk migrain kadang mahal.”
Keterbatasan studi
Tetapi tim peneliti menyebutkan riset lanjutan dibutuhkan untuk melihat apakah manfaat yoga bisa bertahan dalam waktu lama. Juga, ada kemungkinan data yang terkumpul tidak konsisten karena informasi yang diberikan sifatnya self-reported (dilaporkan sendiri).
“Sulit untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih dari studi yang didesain dengan cara seperti ini,” terang Dr. Amy Gelfand, direktur dari bagian anak di UCSF Benioff Children’s Hospital, Amerika Serikat.
“Seperti halnya terapi farmakologi harus memiliki kelompok kontrol plasebo sebagai pembanding, studi perilaku perlu memiliki kelompok kontrol – atensi untuk perbandingan,”katanya. “Tanpanya, sulit untuk menyimpulkan apakah dampak yang dihasilkan dari terapi yoga, atau dari hal lain yang tidak spesifik.”
Riset yoga sebelumnya
Walau beberapa ahli mengkritisi riset tersebut, ada bukti-bukti lain yang menyatakan bila terapi relaksasi efektif untuk migrain. Dalam riset yang dilakukan tahun 2007 yoga efektif sebagai terapi migrain tanpa aura.
Selain sebagai pengurang stres, ada manfaat lain yoga untuk mengurangi gejala migrain. “Yoga bisa merubah sistem saraf otonom dan juga interkoneksi di sistem trigeminal vaskular,”kata Dr Teshamae S Monteith, dari University of Miami Miller School of Medicine.
“Riset juga menunjukkan efek positif yoga di sistem limbic, matrik nyeri, dan jaringan otak lainnya. Yoga juga bisa membantu pada faktor lain yang berhubungan dengan perbaikan gejala migrain, seperti kualitas tidur, fungsi fisik dan kualitas hidup secara umum.”
Walau studi yang dilakukan Dr Rohit Bhatia dan tim tersebut tergolong kecil dan masih awal, program intervensi perilaku seperti teknik relaksasi, yoga dan teknik pernapasan bisa dipertimbangkan sebagai terapi migrain. Namun belum diketahui apakah yoga bermanfaat pada mereka dengan serangan migrain parah. (jie)