Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memasukkan pemanis aspartam ke dalam daftar sebagai pemanis buatan yang mungkin memicu kanker (karsinogen).
Rencana WHO ini kabarnya akan disampaikan pada 14 Juli di pertemuan para pakar peneliti WHO, yang disebut the International Agency for Research on Cancer (Badan Internasional untuk Penelitian Kanker).
Pemanis aspartam biasa digunakan dalam produk berlabel ‘diet’, bebas gula (sugar-free), rendah kalori atau zero-sugar. Aspartam pertama kali disetujui FDA (Food and Drug Administration, badan pengawas makanan dan obat-obatan di AS) pada 1974 untuk digunakan sebagai pemanis produk seperti permen karet, sereal sarapan dingin, kopi instan, gelatin, puding serta produk susu.
Pemanis buatan ini 200 kali lebih manis dibanding gula biasa. Beberapa produk yang mengandung pemanis aspartam antara lain minuman soda zero sugar, es krim, jus buah kemasan, yogurt, minuman energi, dll.
Kandungan aspartam adalah asam aspartik dan fenilalanin. Keduanya adalah asam amino alami, juga dikenal sebagai ‘bahan penyusun’ protein. Asam aspartik produksi secara alami oleh tubuh, sementara fenilalaninbiasanya didapatkan dari makanan; melimpah di daging, ikan, telur dan susu.
WHO saat ini mencantumkan 126 zat yang diketahui bersifat karsinogenik (memicu kanker) bagi manusia, mulai dari alkohol dan tembakau, hingga polusi udara luar ruangan. Mereka juga mencantumkan 94 zat lain sebagai ‘kemungkinan besar’ (probably) karsinogenik dan 322 zat sebagai ‘mungkin’ (possibly) karsinogenik bagi manusia.
WHO menggolongkan pemanis aspartam mungkin memicu kanker, bersama-sama dengan asap knalpot. Sebelumnya, di awal tahun ini WHO memperingatkan bila pemanis non gula tidak direkomendasikan untuk mengontrol berat badan, karena potensi kesehatan untuk jangka panjang.
Baca: Pemanis Buatan Tidak Membantu Menurunkan Berat Badan, Bukti Baru WHO
Telah dinyatakan aman, bahkah untuk bayi
Sebelumnya pemanis aspartam oleh beberapa lembaga kesehatan internasional dinyatakan aman untuk dikonsumsi secara luas.
FDA, EFSA, Health Canada, Food Standards Australia New Zealand, bahkan FAO telah mengonfirmasi bila pemanis aspartam aman dan disetujui untuk dipakai untuk populasi umum, termasuk bayi, anak-anak dan ibu hamil/menyusui.
Di tahun 2013, EFSA (European Food Safety Authority) diminta untuk mengevaluasi ulang keamanan aspartam, melibatkan lebih dari 600 set data dari penelitian-penelitian aspartam. Mereka tidak menemukan alasan untuk menarik aspartam dari pasaran.
Reviu EFSA menjelaskan bila tidak ada bahaya yang mungkin ditimbulkan dari konsumsi normal aspartam. Batasan konsumsi harian aspartam oleh FDA adalah 50 mg/kg berat badan. (jie)