dokter tidak merekomendasikan minum kopi literan

Tren Kopi Literan, Kenapa Dokter Tidak Sarankan Minum Kopi Satu Liter?

Kopi sudah menjadi budaya masyarakat kita sejak lama, bahkan ada yang kurang jika sehari belum minum kopi. Selama pandemi ini banyak kafe meluncurkan inovasi kopi susu literan atau kopi racikan dalam ukuran satu liter.

Inovasi kopi literan ini untuk menjawab kebutuhan mereka yang work from home, yang biasanya sebelum pandemi harus ditemani secangkir kopi ketika bekerja. Untuk menghindari membeli kopi terlalu sering, mereka memilih membeli kopi literan.

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, FINASIM, FACP, menyarankan sebaiknya tidak membeli kopi satu liter. Kopi literan memiliki beberapa risiko kesehatan bila dikonsumsi.

“Saat ini saya ketemu pasien muda yang lambungnya (maag) kambuh karena minum kopi satu liter. Maksudnya mau irit, tetapi tidak memikirkan dampaknya,” kata dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dalam kanal YouTube-nya.  

Konsumsi kafein yang berlebih akan mempengaruhi keseimbangan faktor agresif (yang menyebabkan kerusakan) dan defensif (yang melindungi) lambung; kesehatan lambung salah satunya ditentukan oleh keseimbangan tersebut.

Asam lambung, makanan/minuman asam atau pedas (misalnya zat capsaicin dalam cabai) termasuk sebagai faktor agresif. Sedangkan yang tergolong faktor defensif seperti epitel mukosa lambung (mencegah penetrasi asam), lapisan mucus (akan melubrikasi dinding lambung), dan motilitas (pergerakan) usus.

“Kafein diketahui bisa meningkatkan asam lambung. Kalau kita bisa menjaga keseimbangan ini, dinding lambung tetap tebal, asam lambung tidak berlebih, insyaallah tidak ada masalah lambung,” imbuh Prof. Ari.

Konsumsi obat penghilang rasa sakit juga berisiko menipiskan dinding lambung. Sehingga mereka hobi ngopi tetapi juga kerap mengonsumsi obat penghilang rasa sakit berisiko lebih besar mengalami masalah lambung.

“Normalnya tubuh kita mampu mentolerir kafein sekitar 150 mg, atau setara 3 cangkir kopi per hari. Kalau minum satu liter kopi dalam satu hari tentu saja bisa muncul masalah lambung.”

Kopi literan diklaim bisa disimpan hingga tiga hari. Prof. Ari juga menyarankan agar berhati-hati.    “Harus dilihat kandungan di kopi literan tersebut. Cek dulu pakai pengawet atau tidak, karena ada minuman-minuman yang hanya tahan maksimal 24 jam setelah dibuka, seperti susu,” katanya.

Hal lain yang perlu diketahui adalah kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan pergerakan usus; ditunjukkan dengan perut terasa mulas setelah minum kopi. Sehingga tidak disarankan pada penderita hipertensi minum kopi berlebih, apalagi hingga satu liter dalam satu hari.  

Antara espresso, macchiato, kopi panas atau dingin

Sebagaimana diketahui ada banyak jenis kopi, menu dan cara penyajiannya, mulai dari robusta, arabika, decaf, espresso, macchiato, latte, hingga kopi panas dan dingin. Kopi literan yang banyak dijual biasaya diminum bentuk dingin.

“Kopi panas atau dingin tidak terlalu signifikan berdampak pada lambung, tetapi lebih pada kandungan kafeinnya. Ingat batas maksimal kafein yang bisa ditolelir tubuh sekitar 150 mg. Tetapi pencampuran susu dalam kopi bisa melapisi atau menetralkan efek kafein,” terang Prof. Ari.  

Tetang kopi decaf, bukan berarti tidak mengandung kafein sama sekali. Kopi decaf mengandung kafein yang lebih rendah. Sehingga konsumsi kopi decaf berlebih pun tidak disarankan.

“Tetapi jika Anda tetap ingin membeli kopi literan, sebaikan dikonsumsi bersama-sama oleh 3-4 orang,” pungkas Prof. Ari. (jie)