vaksin picu imunitas tubuh dan mencegah terinfeksi covid-19

Terinfeksi COVID-19, Untung Sudah Divaksin

“Beruntung Anda sudah vaksinasi dua kali. Kalau tidak, infeksi virus COVID-19 membuat sakit yang diderita lebih parah. Anda bisa-bisa tidak tertolong,“ ujar dokter Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, kepada pasien Marto (70 tahun).

Bukan hanya pak Marto; istri dan 4 anggota keluarganya yang lain ikut terinfeksi. Untungnya, sang istri dan anggota keluarga yang lain cepat pulih. Selain faktor usia, Pak Marto memiliki faktor komorbid. Ia pernah kena serangan jantung sehingga harus rutin minum obat. Sejak dua tahun, ia juga mengidap diabetes mellitus (DM) 2.

Satu bulan lebih pak Marto menjalani isolasi mandiri di rumah. Ia bersyukur seminggu yang lalu sudah dinyatakan “negatif” oleh dokter. Tetapi ia masih harus bersabar, karena sesuai hasil rontgen diketahui masih ada “sisa-sisa COVID-19” di paru-paru, yaitu pneumonia moderate.

Sadar termasuk kelompok yang rentan (lanjut usia dan memiliki faktor komorbid lain), ia bersama isteri  segera mendaftar ketika ada kesempatan vaksinasi untuk lansia. Ia agak kecewa karena sampai berganti bulan, vaksinasi belum dilaksanakan. Ia beralih mendaftar ke RSUD di Jakarta Timur, yang membuka kesempatan vaksinasi untuk lansia.  Vaksinasi pertama bulan April 2021. Vaksinasi  kedua bertepatan dengan hari pertama Ramadhan 1442H, 13 Mei 2021.

Vaksin dapat memicu sistem imunitas tubuh, untuk melawan virus COVID-19. Setelah divaksin, risiko seseorang  terinfeksi virus menjadi jauh lebih kecil. Kalaupun sampai terinveksi, gejala sakit yang berat dan komplikasi dapat dihindari. Ini yang terjadi pada Pak Marto dan keluarga. Dengan dilakukannya vaksinasi, jumlah pasien yang masuk rumah sakit terbukti dapat dikurangi dan jumlah yang meninggal pun  menurun.

Vaksinasi saat ini prosesnya sangat mudah dan tidak ribet. Pelayanan vaksinasi semakin terprogram dengan baik. Satgas penanggulangan COVID-19 melalui jalur RT/RW sampai Pemerintah Darerah (Pemda) gencar mengingatkan warga, agar segera divaksin. Vaksinasi dilakukan di kantor RW, di sekolahan  yang kosong karena para siswa belajar dari rumah, di gedung pertemuan, di stadion dan lain-lain. Institusi TNI – Polri, partai politik, organisasi kemasyarakatan dan lain-lain ikut membuka  pintu lebar-lebar  bagi anggota masyarakat, sehingga target 2 juta vaksinasi /hari dapat tercapai.

Pihak keluarga sempat hendak membawa Pak Marto ke rumah sakit yang khusus merawat pasien COVID-19, agar bisa mendapat perawatan yang memadai dan cepat pulih. Ternyata tidak mudah. Semua rumah sakit penuh. Tidak ada tempat tidur yang kosong, apalagi ruang ICU. Beberapa rumah sakit terpaksa mendirikan tenda darurat, untuk menampung pasien yang baru datang karena ruang IGD sudah kewalahan menerima pasien. Setelah ada kamar kosong, barulah pasien dipindah ke ruang perawatan. Keluarga pasien diwanti-wanti untuk membawa tabung oksigen sendiri.

Menjalani isoman di rumah, kondisi Pak Marto berangsur membaik. Bimbingan dan arahan dari dokter Puskesmas kecamatan lewat WA, tentang apa yang harus dilakukan bila pasien mengalami sesak nafas atau gejala lain, terasa sangat membantu. “Kalau saya belum divaksin, mungkin saya harus benar-benar antri rumah sakit. Bayangkan kalau sampai tidak segera ditangani, karena semua dokter sibuk mengurus pasien,” kata Pak Marto. 

Manfaat vaksinasi, selain menurunkan angka kesakitan dan kematian, yakni  dapat melindungi orang-orang di sekitarnya terutama mereka yang sangat berisiko, agar tidak terinfeksi.  Menurut penelitian, mereka yang sudah divaksin kecil kemungkinannya untuk menularkan virus Corona kepada orang lain. Dan bila jumlah yang divaksin semakin banyak, akan tercipta kekebalan kelompok (herd immunity) dalam masyarakat. COVID-19 bisa diredam, kondisi sosial ekonomi akan berangsur pulih. (sur)

_______________________________________________________

Ilustrasi: DoroT Schenk dari Pixabay