teh menurunkan risiko kanker usus besar

Teh Menurunkan Risiko Kanker Usus Besar: Seberapa Efektifkah?

Penelitian telah banyak menyebutkan manfaat teh untuk kesehatan karena kandungan katekin (dari golongan polifenol/antioksidan), seperti efek antimikroba, menurunkan risiko sakit jantung, hingga melindungi dari kanker prostat. Tetapi bagaimana manfaatnya untuk kanker usus besar? 

Kanker usus besar termasuk salah satu jenis tumor ganas paling umum di saluran cerna. Dilaporkan sebagai kanker ke 3 terbanyak di dunia, tetapi kanker ke 2 tertinggi yang menyebabkan kematian. 

Pola makan diketahui berperan penting dalam peningkatan risiko kanker usus besar, seperti konsumsi daging merah, makanan tinggi lemak, makanan yang dibakar, kurang buah dan sayur. Ini berarti diet berperan penting dalam pencegahan kanker usus besar.

Di satu sisi penelitian telah menemukan bila polifenol dalam teh mampu menghambat pertumbuhan tumor dengan mendorong apoptosis (kematian sel) tumor, menghambat proliferasi (pengulangan siklus hidup-mati sel) dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru) melalui pengaturan beberapa jalur sinyal, seperti Ras-MAPK. 

Sebuah meta-analisis menemukan rutin minum teh menurunkan risiko kanker usus besar (kolorektal). Namun, perkiraan tersebut ‘tidak pasti’. Penelitian yang dilakukan oleh Yu Huang, dkk, ini diterbitkan di jurnal BMC Gastroenterology. Tim peneliti melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis terhadap 15 studi, melibatkan hampir 2,7 juta peserta. 

Jangkauan partisipan sangat luas, melibatkan peserta dari Asia, Amerika Utara, Eropa dan Australia, antara tahun 1986 hingga 2015. Mereka adalah individu yang minum teh hitam atau teh hijau. Peserta dikategorikan menjadi minum <1 satu cangkir teh sehari dan > 1 cangkir teh sehari. 

Konsumsi teh menunjukkan hubungan dengan risiko kanker usus besar di semua penelitian, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan. Berdasarkan sampel pasien yang diteliti, peneliti menyimpulkan minum teh mengurangi risiko kanker usus besar hingga 24%. 

Namun, perkiraannya tidak pasti. Berdasarkan wilayah geografis, hasil analisis subkelompok Amerika menunjukkan minum teh melindungi terhadap kanker kolorektal. Sedangkan data dari subkelompok Inggris dan Italia memberikan hasil yang berlawanan. 

Dampak sebenarnya terhadap risiko bisa berkisar dari pengurangan 51% hingga peningkatan 18%. Perbedaan regional dan populasi dapat menyebabkan perbedaan, peneliti menjelaskan. 

Jumlah per hari berpengaruh

Riset sebelumnya menyatakan konsumsi teh yang lebih tinggi berhubungan dengan penurunan risiko kanker usus besar. 

Zhang et al, dari Departemen Nutrisi dan Epidemiologi, Harvard School of Public Health (AS) melakukan meta-analisis dari 13 studi kohort, melibatkan 731.441 partisipan yang dipantau antara 6-20 tahun. Selama pemantauan terdapat 5604 kejadian kanker kolorektal yang teridentifikasi.  

Dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi teh, risiko kanker usus besar adalah 1,28% untuk individu yang minum teh hingga 900 gram/hari (sekitar 4 cangkir berukuran 8 ons). 

Chen Yuetong et al, juga mencatat terdapat hubungan terbalik yang signifikan antara peningkatan konsumsi teh 1 cangkir/hari dengan risiko kanker kolorektal pada subkelompok yang minum teh hijau. (jie)

Baca juga: Berapa Gelas Teh yang Harus Anda Minum untuk Mencegah Serangan Jantung atau Stroke?