Teh hijau telah lama dikenal manfaatnya bagi kesehatan, seperti meningkatkan fungsi otak dan melindungi terhadap kanker tertentu. Dalam riset anyar dijelaskan bila teh hijau juga memiliki aktivitas menurunkan gula darah dan radang usus.
Peneliti dari Ohio State University, AS, melakukan uji coba pada orang-orang dengan beberapa faktor risiko penyakit jantung (penderita sindrom metabolik). Terlihat bila subyek yang mengonsumsi ekstrak teh hijau selama empat minggu mengalami penurunan gula darah dan peradangan usus.
Mereka mengatakan ini adalah salah satu studi pertama untuk menilai apakah risiko kesehatan yang terkait dengan sindrom metabolik dapat dikurangi dengan teh hijau.
Melansir Healthline, Dr. Anjali Mone, spesialis gastroenterologi di Lenox Hill Hospital menjelaskan, teh hijau diketahui kaya antioksidan, zat yang membantu melawan peradangan di tubuh.
“Dalam riset baru ini peneliti berusaha mencari tahu efek teh hijau untuk kesehatan saluran cerna. Usus bocor memungkinkan bakteri dan racun-rancun menyusup ke dalam aliran darah menyebabkan peradangan,” Dr. Mone menerangkan.
Apa yang riset temukan
Penelitian ini melibatkan 40 partisipan, 21 orang dengan sindrom metabolik (menderita hipertensi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi dan dengan timbunan lemak perut berlebih). 19 lainnya adalah orang dewasa sehat.
Mereka mendapatkan ekstrak teh hijau selama 28 hari, yang dilanjutkan dengan plasebo 28 hari kemudian. Sebelumnya ada jeda pemberian suplemen selama satu bulan.
Peneliti mencatat bila gula darah puasa lebih rendah saat mereka mendapatkan ekstrak teh hijau, dibanding plasebo. Terapi teh hijau ini juga mempengaruhi penurunan peradangan di usus, ditunjukkan dengan penurunan protein peradangan di dalam feses.
Peneliti senior dan salah satu penulis riset, Richard Bruno, PhD, profesor nutrisi di Ohio State University, mengatakan manfaatnya (teh hijau) baru nampak setelah satu bulan.
“Ini memberitahu kita bahwa dalam satu bulan kita dapat menurunkan gula darah pada orang dengan sindrom metabolik dan orang sehat, dan penurunan gula darah tampaknya terkait dengan penurunan usus bocor dan peradangan usus,” ujarnya.
“Ini bisa menjadi intervensi sederhana namun kuat untuk penderita sindrom metabolik, atau mereka yang berisiko tinggi. Ini bisa menjadi terapi untuk memulai, sementara kita tetap terus promosikan perubahan gaya hidup sehat,” terang Olivia Vaughn, ahli gizi di Ohio State University Wexner Medical Center.
Hati-hati efek samping
Minum teh hijau terlalu banyak atau mengonsumsi ektraknya terlalu sering bisa menyebabkan efek samping.
Secangkir teh hijau (8 ons) mengandung sekitar 28 mg kafein. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kopi yang memiliki 96 mg kafein (dalam porsi yang sama). Tetapi jika Anda mengonsumsi ekstrak teh hijau, Anda mendapatkan kafein yang lebih tinggi.
“Kita tahu bahwa teh hijau atau senyawanya sebagai minuman versus yang dalam bentuk padat, seperti pil, bekerja berbeda di dalam tubuh. Oleh karenanya memiliki ambang toksisitas yang berbeda,” jelas Vaughn.
“Pernah ada kasus cedera lever akibat konsumsi dosis tinggi (kejadiannya jarang). Saya akan merekomendasikan mereka dengan penyakit hati untuk mendiskusikan penggunaan ekstrak teh hijau atau teh hijau (sebagai minuman) dengan dokter.” (jie)