Selalu terjadi perdebatan ketika ingin menjalankan ibadah puasa: bolehkan lansia berpuasa? Ahli gizi memiliki tips khusus bagi lansia yang ingin tetap berpuasa: konsumsi susu.
Dari sisi medis, untuk lansia (60 tahun lebih), berpuasa memiliki risiko-risiko tertentu untuk kesehatan. Perubahan fisik pada usia lanjut diikuti pula dengan penurunan fungsi organ.
Pada lansia terjadi penurunan reseptor rasa haus, sehingg asupan cairan (minum) juga turun. Hal ini berisiko menyebabkan dehidrasi, mudah timbul rasa lelah, lemah dan bingung.
Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK, pakar gizi klinis, menerangkan umumnya nafsu makan lasia sudah menurun karena secara fisiologi indra pengecapnya tidak seoptimal seperti muda.
“Membuatnya tidak nafsu makan, makan hanya yang disukai sehingga tidak memikirkan nutrisi,” terang dr. Fiastuti, dalam perbincangan bersama media bertema Nutrisi Susu Sebagai Amunisi Penting Saat Berpuasa, Kamis (31/3/2022).
Ia menambahkan, asupan protein untuk lansia sangat penting untuk menjaga massa otot yang signifikan menurun pada lansia.
Sebagai catatan, lansia rentan mengalami sarcopenia atau pengurangan massa otot, yang membuat mereka rentan untuk jatuh. Terjatuh bagi lansia bisa menjadi masalah besar, berisiko menyebabkan patah tulang, terutama pada mereka yang mengalami osteoporosis.
Mereka yang lanjut usia disarankan untuk makan dengan jadwal yang lebih sering, dalam porsi kecil. “Misalnya sahur makan dulu dikit, nanti sebelum imsak makan lagi sedikit. Demikian pula waktu buka makan sedikit, nanti sebelum solat makan lagi,” kata dr. Fiastuti.
Memilih protein yang dikonsumsi juga tak kalah pentingnya. Utamakan protein hewani, dibanding nabati. Susu menjadi minuman sumber protein yang disarankan untuk lansia.
“Selama berpuasa, pola makan akan berubah sehingga penting sekali mengatur asupan gizi saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas,” imbuh dr. Fiastuti. “Energi tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan susu.”
Kandungan protein dalam susu mampu mencukupi asupan protein dan mengurangi kelebihan lemak tubuh, meningkatkan komposisi tubuh dan menekan nafsu makan agar tetap terkendali.
Dr. Fiastuti menerangkan, jika makanan bergizi dan susu dikombinasikan dengan baik, maka menjalankan ibadah puasa akan lancar, tetap bertenaga, dan memberikan manfaat untuk kesehatan.
“Jadi untuk lansia saat sahur boleh dengan susu. Setelah solat tarawih boleh dengan susu. Satu hari bisa 2 gelas susu, supaya gak terlalu banyak makan,” imbuhnya.
Haryadi Raharjo, STP, MSc, Scientific and Nutrition Fonterra Brands Indonesia menambahkan, susu berperan penting di saat puasa sebagai asupan yang padat gizi yang memberikan energi untuk tubuh.
Selain protein, susu juga kaya karbohidrat (laktosa) yang akan membantu memenuhi kebutuhan energi selama puasa. Juga kandungan lemak baik dan mineral pada susu yang bermanfaat secara keseluruhan untuk tubuh manusia.
Beberapa produk susu yang ada dipasaran merupakan susu rendah lemak dan tinggi protein, tinggi kalsium dan kolagen. Yang lainnya bahkan difortifikasi dengan zinc, vitamin C dan E.
“Konsumsi susu menjadi amunisi penting selama Ramadan untuk mendukung kebutuhan energi, kepadatan tulang, kelenturan sendi, kekuatan otot dan menjaga imunitas tubuh. Juga memberikan asupan protein yang cukup untuk meminimalkan risiko penurunan fungsi muskuloskeletal (tulang, otot, dan persendian) yang terjadi akibat penuaan,” pungkas Haryadi. (jie)