bens leo meninggal dunia karena covid-19

Selamat Jalan Bens Leo, Kita Diingatkan Covid-19 Masih Ada di Sekitar Kita

Di tengah terus menurunnya kasus Covid-19, dan rencana pemerintah untuk mencegah penyebarannya saat libur Nataru (Natal Tahun Baru) 2021, muncul berita duka cita. Pengamat musik terkemuka Bens Leo (69 tahun) meninggal dunia karena Covid-19, Senin pagi jam 08.24 WIB, 29 November 2021.

Benedictus Benny Hadi Utomo (Bens Leo), menurut pihak keluarga, meninggal di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, setelah beberapa hari dirawat. "Telah berpulang dengan tenang menuju rumah Bapa di surga, Suami/Papa/Adik/Om/ Papa Ben kami tercinta ... “ begitu antara lain bunyi pernyataan pihak keluarga.

Bens dirawat secara intensif di RS Fatmawati, karena mengalami sesak napas dan sulit tidur. Beberapa hari lalu, sejawat dekat almarhum, Nini Sunny, menyatakan bahwa kondisi Bens belum stabil saturasinya, masih sesak napas dan sulit tidur, namun suhu badannya sudah mulai normal 37 derajat Celcius.

Isteri Bens, Pauline Endang Prantini yang dinyatakan OTG (orang tanpa gejala) ikut dirawat di RS Fatmawati, sedangkan anak tunggal mereka, Addo Gustaf Putera, yang mengalami batuk-batuk masih menanti hasil cek PCR dari laboratorium.

Covid-19 masih mengancam

Belum diketahui, bagaimana Bens Leo dapat tertular Covid-19, ketika secara umum kasus Covid-19 menurun drastis hampir di seluruh wilayah Indonesia. Banyak daerah sudah mulai berada di Level 2 bahkan Level 1. Tetapi, menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) – berlaku 20 Desember 2021 – 2 Januari 2022, pemerintah menaikkannya menjadi Level 3, dengan menerapkan persyaratan yang lebih ketat.

Apalagi saat ini sudah muncul varian Omicron, yang disebut pakar kesehatan mengandung 50 mutasi. Kondisi ini dapat mempengaruhi kecepatan penularan virus, untuk menghindari antibodi seseorang yang terbentuk melalui vaksinasi maupun yang dihasilkan secara natural, lewat infeksi virus corona varian sebelumnya.

Demi keselamatan dan kebaikan bersamna, pemerintah menghimbau agar masyarakat mengurangi mobilitas. Misalnya, tidak mudik atau bepergian ke luar kota dan ke tempat-tempat wisata di mana akan terjadi kerumunan. Tujuannya adalah untuk mencegah agar tidak terjadi lonjakan kasus.

Kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid, pemerintah terus berupaya agar kasus positif Covid-19 dapat terus ditekan serendah mungkin, dengan cara menurunkan jumlah kasus secara konsisten.

“Upaya akan efektif jika masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengurangi mobilitas dan melakukan vaksinasi Covid-19,” ujar dr. Nadia saat Webinar “Libur Nataru dan Varian Baru: Strategi Cegah Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19” di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama – mantan Direktur WHO Asia Tenggara – menyinggung pentingnya kita tetap waspada. Katanya, “Covid-19 baru sekitar dua tahun. Masih banyak hal yang tak terduga dari virus ini.” Meningkatnya kasus positif di sejumlah negara saat ini, harus menjadi perhatian.

Naiknya jumlah kasus antara lain karena masih banyak anggota masyarakat di suatu negara yang belum divaksinasi. Efikasi vaksin yang menurun, ditambah pelonggaran mobilitas mkasyarakat, berkorelasi dengan naik turunnya kasus. “Kasus positif di negara kita menurun tajam. Perlu disyukuri dan terus dipertahankan. Bagaimana pun, kita harus tetap waspada,” ujarnya.

Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah, terbagi dalam 5 Pilar Utama.

  1. Deteksi. Dilakukan melalui penguatan testing, tracing, karantina /isolasi. Juga melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomic, untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.

  2. Manajemen klinis. Tatalaksana kasus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lain.

  3. Perubahan perilaku. Dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan, berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.

  4. Peningkatan cakupan vaksinasi.

  5. Penguatan sistem kesehatan, untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan.

Meninggalnya Bens Leo dapat menjadi pengingat bahwa Covid-19 masih ada di sekitar kita. Selamat jalan Bens Leo. (sur)

_________________________________________________

Foto: http://www.perspektifbaru.com/wawancara/874