Menjaga kesehatan pencernaan, kesehatan usus khususnya, bukan hanya agar kita tidak sakit perut, diare atau konstipasi.
Mikroorganisme di usus, mengutip Prevention, mendukung produksi sel kekebalan atau imun tubuh dan merupakan garis pertahanan (garda) lapis pertama melawan infeksi. Organ usus juga mengemban banyak tugas lain, membuatnya disebut sebagai "otak kedua".
Kesehatan usus dapat dijaga dengan melakukan berbagai kebiasaan yang sehat; termasuk mengonsumsi makanan sehat. Healthline memaparkan, sejumlah penelitian yang dilakukan dalam 2 dekade terakhir menunjukkan, kesehatan usus berhubungan erat dengan sistem kekebalan, suasana hati, kesehatan mental, penyakit autoimun, gangguan endokrin, kondisi kulit dan kanker.
Menjaga kesehatan usus
1. Seperti dikutip dari Gut Performance, mengonsumsi bahan makanan utuh yang mengandung banyak nutrisi, akan membantu bermilyar bakteri berbagai jenis bakteri yang menghuni usus.
Pola makan orang modern cenderung berupa makanan olahan, yang sudah tidak utuh dan rendah nutrisi. Kurang mengonsumsi aneka makanan utuh, berdampak hilang atau berkurangnya keanekaragaman flora usus. Ini merugikan kesehatan fisik & psikhis.
2. Gut Performance menyebutkan perlunya mengonsumsi prebiotik. Yakni jenis serat yang tidak tercerna tubuh dan menjadi makanan bakteri baik (menguntungkan) di usus.
Prebiotik yang terdapat pada makanan tinggi serat, merupakan bahan bakar penting bagi bakteri baik (probiotik) untuk berkembang biak.
Konsumsi probiotik sangat disarankan agar flora usus terjaga; antara lain agar terhindar dari diare, konstipasi dan menjaga serta meningkatklan kesehatan secara keseluruhan.
3. Aktivitas fisik (olahraga). Olahgara dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan mengurangi stres. Mengutip Gut Performance, aktivitas fisik juga terbukti dapat meningkatkan bakteri baik di usus.
Sejumlah penelitian di banyak negara di dunia menunjukkan, atlet profesional memiliki flora usus baik yang lebih banyak dan beragam. Orang dengan tingkat kebugaran tinggi, memiliki lebih banyak bakteri baik di usus.
4. Hindari konsumsi alkohol. Penelitian sebelumnya menunjukkan, minum sedikit alkohol dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Tetapi, minum alkohol itu tidak sehat, karena dapat memperburuk sistem pencernaan.
Alkohol memicu penundaan pemecahan makanan dan meningkatkan produksi gas. Dapat menyebabkan dysbiosis, yakni ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme di saluran pencernaan.
Penelitian dilakukan di 195 negara, terhadap 2,8 juta kematian prematur /tahun. "Tidak ada takaran alkohol yang aman," ujar Max Griswold, peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle, Washington, AS, penulis utama konsorsium riset terbaru, dengan 500 lebih ahli. Studi terbaru ini mematahkan studi terdahulu.
5. Dikutip dari Hopkins Medicine, merokok terkait dengan penyakit usus, seperti penyakit Crohn, penyakit usus besar dan kanker pada sistem pencernaan.
Asap rokok mengandung banyak zat kimia berbahaya, yang saat dihirup ke paru-paru menjadi partikel aerosol atau bebas dalam bentuk gas. Sebagian masuk ke saluran pencernaan, dan menginduksi dysbiosis mikrobiota gastrointestinal.
Kebiasaan tidak sehat ini mengganggu usus terkait perubahan irigasi usus dan mikrobioma, peningkatan permeabilitas mukosa dan gangguan respon imun mukosa.
6. Obat antibiotik. Mengonsumsi antibiotik tanpa petunjuuk dokter berbahaya, karena dapat membunuh atau mencegah perkembangan bakteri buruk & baik di usus.
Dosis antibiotik jangka pendek terbukti mengganggu komposisi dan keragaman flora usus. Sedangkan, keragaman flora usus penting karena bermanfaat bagi kesehatan.
7. Cukup tidur. Begadang atau kurang tidur, membuat tubuh kehilangan waktu istirahat untuk perbaikan yang dibutuhkan. Kurang tidur menyebabkan stres, tingkat kortisol lebih tinggi yang dikaitkan dengan masalah usus.
Tidur kurang dari 7-8 jam/ hari, membuat kita kehilangan waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem pencernaan & usus.
8. Kelola stres. Dari Prevention, stres kronis menyebabkan tubuh memroduksi lebih sedikit IgA sekretori, yakni garis pertahanan pertama kekebalan tubuh.
Tubuh merespons stres dengan mengurangi aliran darah ke organ pencernaan, sehingga memperlambat pencernaan dan menghasilkan metabolit beracun. (sur)