Risiko Miokarditis setelah Vaksinasi COVID-19, Lebih Aman Divaksin
miokarditis_setelah_vaksinasi

Risiko Miokarditis setelah Vaksinasi COVID-19, tetap Lebih Aman Divaksin daripada Tidak

Banyak yang khawatir mengenai risiko perikarditis dan miokarditis setelah vaksinasi COVID-19 tipe mRNA. Sayangnya, hal ini nyata, bukan sekadar hoaks. Perikarditis dan miokarditis memang ditengarai sebagai salah satu efek simpang langka dari vaksinasi COVID-19 mRNA (Pfizer dan Moderna). Namun ternyata, penelitian menunjukkan bahwa manfaat vaksinasi tetap jauh lebih besar ketimbang risikonya.

Sebagai informasi, miokarditis adalah peradangan otot jantung, dan perikarditis adalah peradangan pada lapisan luar jantung. Keduanya memiliki gejala berupa: nyeri dada, sesak napas, dan perasaan jantung berdebar-debar atau berdegup keras. Peradangan yang terjadi bisa memengaruhi kemampuan jantung memompa darah; membuat jantung memompa lebih cepat atau tidak beraturan.

Umumnya, miokarditis sembuh tanpa menimbulkan gangguan permanen. Namun pada kondisi berat, miokarditis bisa merusak otot jantung. Bila ini terjadi, ada beberapa risiko yang bisa terjadi. Antara lain gagal jantung, serangan jantung, stroke, detak jantung tak beraturan (aritmia), dan kematian mendadak. 

Peradangan pada miokarditis/perikarditis dipicu oleh respons sistem imun terhadap infeksi maupun pemicu lainnya. Dalam hal ini, vaksin COVID-19 mRNA. Namun sebenarnya, efek simpang yang jarang berupa miokarditis/perikarditis telah dilaporkan pasca vaksinasi yang sudah kita kenal sebelumnya. Antara lain pasca vaksinasi hepatitis B, cacar air (varicella), dan influenza.

 

Mengapa bisa Terjadi Miokarditis setelah Vaksinasi

CDC atau Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat menyebut, sudah ada laporan terjadinya perikarditis dan miokarditis setelah vaksinasi COVID-19 dengan vaksin jenis MRA. Namun, laporan mengenai efek simpang ini terbilang jarang.

Berdasarkan data dari CDC, efek simpang berupa perikarditis/miokarditis terutama terjadi pada remaja laki-laki dan laki-laki muda. Fakta lainnya, lebih sering terjadi usai dosis kedua, dan muncul dalam 7 hari pasca vaksinasi.

Dalam unggahan di akun Instagramnya, dr. Adam Prabata (@adamprabata) menjelaskan mengapa muncul risiko perikarditis ataupun miokarditis usai vaksinasi COVID-19 mRNA. Ia menuliskan dua teori yang dikemukakan oleh Heyman & cooper (2021). “Kemungkinan pertama, terjadi respons sistem imun terhadap vaksin mRNA. Kemungkinan kedua, terbentuk antibodi yang kemudian menyerang otot jantung,” tulisnya.

Perikarditis/miokarditis memang terdengar menyeramkan. Meski demikian, >90% merka yang terkena miokarditis setelah vaksinasi COVID-19 pulih sempurna, dan >99% bertahan hidup. Artinya, miokarditis usai vaksinasi jarang menimbulkan hal yang serius.

CDC menyatakan hal serupa. Dalam laman CDC, dijelaskan bahwa kebanyakan pasien dengan periokarditis/miokarditis yang menerima perawatan, merespons pengobatan dengan baik, dan cepat merasa baikan. Selain itu, mereka biasanya bisa kembali beraktivitas normal sehari-hari setelah gejalanya membaik.

 

Risiko Miokarditis Rendah, Manfaat Vaksinasi Lebih Besar

Dalam unggahannya, dr. Adam menulis bahwa risiko miokarditis pada mereka yang mendapat vaksin Moderna atau Pfizer yaitu 0,3-5 kasus per 100.000 orang/tahun. Ternyata, ini jauh lebih rendah ketimbang risiko miokarditis akibat COVID-19 yang mencapai 1.000 – 4.000 kasus per 100.000 orang/tahun. Bahkan masih lebih rendah daripada populasi umum sebelum era COVID-19 (1-10 kasus per 100.000 orang/tahun).

Ia menegaskan bahwa vaksinasi tetap dianjurkan. “Risiko miokarditis pasca vaksin Moderna atau Pfizer +1000 kali lebih rendah dibandingkan dengan risiko miokarditis akibat COVID-19,” paparnya dalam unggahan tersebut. ia menambahkan bahwa vaksin COVID-19 juga dapat menurunkan risiko munculnya kondisi dan penyakit berat saat terkena COVID-19.

Betul bahwa ada risiko miokarditis setelah vaksinasi COVID-19 mRNA. Namun tidak perlu menolak vaksinasi karena toh risikonya kecil. “Pemberian vaksin mRNA tetap dianjurkan karena manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya,” tegas dr. Adam. Terpenting, kenali kondisi diri. Bila merasakan gejala miokarditis maupun efek simpang lainnya usai vaksinasi, segeralah ke pusat kesehatan terdekat. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Business photo created by 8photo - www.freepik.com